Sabtu, 30 Juli 2022

KOKEDAMA : Si Bola Lumut Yang Hijaukan Rumah Tanpa Pot.

Bola lumut atau kokedama adalah teknik menanam dengan media tanam lumut. Cara ini merupakan seni tradisional asal Negeri Matahari Terbit, Jepang. Kokedama biasa disebut juga dengan bola lumut Jepang. Tanah yang ditanami benih lumut lalu dibentuk bulat, biasanya sebesar tempurung kelapa. Jika biasanya pot dijadikan sebagai tempat media tanam, maka kokedama adalah seni menanam tanpa pot. Bola lumut inilah yang berperan sebagai tempat tumbuh tanaman.

Awalnya dari kegemaran masyarakat Jepang yang sangat menyukai teknik menanam bonsai. Salah satu bentuk dan tekniknya adalah nearai yaitu tumbuhan ditanam tanpa pot. Ternyata teknik ini makin lama berkembang dengan menggunakan tanah lumut yaitu kokedama. Di Indonesia sendiri, kokedama makin digemari dan diadaptasi dengan berbagai tanaman. Salah satunya dilakukan Nelza Yesaya Hehamahua. Lewat IG @emilliegarden, Nelza mengembangkan kokedama dengan lumut kering dari Indonesia. Menurut Nelza, lumut di Indonesia lebih kering dibandingkan lumut Jepang, sehingga tanaman pun tidak bisa terlalu lembap.

Agar ciri khas Indonesia terlihat, bola lumut ini dibungkus dengan tali rami, sehingga bentuknya seperti keranjang buatan Indonesia. Tali rami tersebut juga berfungsi untuk menjaga bentuk kokedama tetap bulat. Ini berbeda dengan di Jepang, yang hanya memakai benang nilon. Diakui Nelza, begitu dijual di IG responsnya luar biasa. Namun, karena kokedama ini handmade maka pembuatannya tidak bisa terlalu banyak. Kendalanya saat membentuk bulatannya agak sulit. Malah, di awal Nelza membuat kokedama bentuknya lonjong. Tapi, menurutnya, asalkan telaten sebenarnya tidak ada yang sulit.

Selain itu, kokedama pun tidak bisa dicetak karena bisa merontokkan medianya. Media tanam tiap tanaman pun berbeda. Misalnya, kaktus harus lebih banyak pasirnya. Namun, enaknya kokedama tidak perlu memakai pot lagi, karena bola lumut ini telah berfungsi sebagai wadahnya. Jadi bila dilihat dari jauh, bentuknya seperti tanah, padahal itu adalah lumut. Perawatan kokedama juga sangat gampang. Saat penyiraman cukup disemprot (spray) saja agar basah. Atau, seminggu sekali celupkan di dalam ember selama semenit, tergantung seberapa kering kokedamanya.

Lalu, tiap akhir pekan diangin-anginkan di teras tapi jangan terkena matahari langsung. Setelah cukup, masukkan kembali ke dalam rumah. Karena itulah, banyak orang tertarik kokedama, karena perawatannya gampang, bentuknya unik dan lucu, dan bisa menjadi indoor planting. Kokedama pun tidak boleh kebanyakan air atau kekurangan air karena bisa mati. Jika dijemur langsung di matahari, daunnya bisa berwarna kuning. Untungnya, kokedama bisa diperbaiki jika akan tanaman masih bagus. Dan media kokedama juga perlu diganti setiap 6 bulan sampai setahun agar tetap segar.

Ide membuat kokedama ini berawal saat Nelza berprofesi sebagai desainer landscape. Biasanya klien memiliki kendala saat ingin memiliki taman hijau di rumah. Kendalanya adalah harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk tanaman, dan konsumen juga ingin memiliki tanaman yang perawatannya gampang, sekaligus bisa menjadi dekorasi di rumah. Lewat kokedama inilah ternyata menjadi jalan keluar berbagai kendala tersebut. Kokedama bisa dijadikan sebagai pengganti vertikal garden. Nelza menjelaskan, biaya untuk membuat vertical garden cukup mahal. Untuk ukuran satu meter saja bisa mencapai Rp 1 juta. Sementara dengan membeli 5 buah kokedama saja, lalu digantung, sudah bisa menjadi vertical garden.

Kisaran harga kokedama sangat terjangkau mulai dari Rp 60.000-100.000 tergantung jenis tanaman dan besar kecilnya kokedama. Tanaman hias apa saja bisa ditanam, mulai dari philodendron, seperti monstera, obliqua, berbagai jenis sirih, sansiviera, kaktus, dan sukulen. Menurut Nelza, saat ini jenis tanaman monstera sangat digemari karena keunikan dari bentuk daunnya yang berlubang-lubang. Monstera merupakan jenis tanaman lama yang kembali disukai orang dan sangat gampang merawatnya.

Jika tanaman mati, bisa direcovery lagi agar menjadi tanaman baru. Maka dari itu, saat membeli kokedama tentu juga harus tahu sifat tanaman yang dipilih, karena tiap tanaman berbeda-beda cara merawatnya. Ada yang suka air, tapi ada juga yang hanya disemprot saja sudah cukup. Uniknya, kokedama di setiap negara punya ciri khas masing-masing selain di Jepang. Misalnya, di Korea bentuknya kecil-kecil. Lumutnya pun lebih kelihatan berwarna hijau.

Agar tampilan Kokedama bertambah cantik, Nelza melakukan inovasi dengan menggantung kokedama dari makrame. Sebagai interior indoor, kokedama bisa digantung seperti terrarium dan tanaman gantung dalam pot. Tapi, pastikan mengikat si bola lumut ini dengan rapat tanpa membuatnya rusak. Kokedama pun bisa dipakai sebagai dekorasi ruang. Tak hanya diikat dengan tali rami, kokedama juga bisa dipercantik menggunakan tali aneka warna sebagai pengikat. Tali yang biasanya disamarkan kini justru sengaja diperlihatkan agar menarik perhatian. Tak hanya digantung, kokedama pun sangat cantik diletakkan di meja, rak buku, meja dapur, meja makan, hingga di pinggir jendela. Agar kokedama berdiri tegak, beri alas kayu yang berlubang di tengahnya. Padukan dengan pernak-pernik lain sehingga menjadi interior menarik di dalam rumah.

EVELINE, Sukses Bisnis Macaroon Berkarakter di Australia

Tidak bisa mendapatkan pekerjaan impian setelah pindah mengikuti suami yang bekerja di luar negeri, tak membuat Eveline patah semangat. Kegiatannya membuat kue di sela mencari pekerjaan kini justru menjadi ladang bisnis sukses baginya. Di Sydney, nama Eveline berkibar lewat bisnis kue online Dous Dolce miliknya dengan macaroon berkarakter sebagai spesialisasinya.

Sejak SMA, Eveline memang sudah senang membuat cake dan pastry. Ia selalu menggunakan waktu luangnya pada masa-masa SMA dan kuliah untuk mencoba membuat jenis-jenis cake dan pastry yang baru. Dari Jakarta, Eveline pindah ke Sydney pada akhir 2012 setelah menikah. Suaminya, Timothy T.B, memang telah punya pekerjaan tetap di Sydney sebagai specialist di sebuah medical device company, dan memintanya untuk ikut pindah ke sana. Sebelumnya, perempuan yang pernah mengambil jurusan akuntansi di Univeritas Pelita Harapan ini, pernah bekerja sebagai auditor di KPMG.

Setelah pindah ke Sydney, Australia, awalnya Eveline sempat mencoba mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya di bidang accounting, khususnya audit. Namun, ternyata Australia memiliki regulasi finansial yang berbeda sehingga ia mengalami kesulitan bersaing dengan aplikan-aplikan lokal Australia dalam mendapatkan pekerjaan. Selama menunggu hasil pencarian pekerjaan itulah, Eveline menggunakan waktu luangnya untuk kembali menekuni baking. Apalagi, ketika ia menyadari bahwa untuk bisa memasuki industri finansial di Sydney harus mengambil pendidikan lanjutan di sana, seperti mengulang lagi dari nol, Eveline semakin tidak tertarik untuk bekerja, dan memutuskan mengalihkan fokusnya pada dunia baking. Di situlah, ia mulai merintis bisnis Dous Dolce dari awal.

Selain macaroon, Eveline juga memiliki spesialisasi lain yaitu cake dan bread. Saat ini macaroon yang ia buat kebanyakan digunakan untuk pelengkap dekorasi dari cake yang juga buatannya. Eveline menilai bahwa customize macaroon merupakan hal yang belum banyak dilakukan secara umum, tidak seperti cookie atau jenis pastry lainnya. Selain itu, proses pembuatan customized macaroon memerlukan seni khusus dan banyak faktor yang harus diperhitungkan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan Eveline sangat menikmati hal tersebut.

Eveline sendiri mengaku, baru mulai mencoba membuat macaroon setelah merintis bisnis ini. Pada awalnya, ia memulai bisnis dengan menjual cake, sebelum membuat macaroon. Spesialisasinya adalah cake dengan dekorasi Korean buttercream flower. Cake-nya bervariasi sesuai permintaan, seperti red velvet, mudcake, vanilla cake, chocolate cake, oreo cake, dan lainnya. Kue yang ia buat juga banyak. Selain macaroon, Eveline juga membuat beberapa macam pesanan khusus, seperti customized pull-apart bread, customized eclairs, customized chocolate covered oreo, dan decorated cupcakes.

Dous Dolce adalah bisnis pertama Eveline. Sebelumnya, ia belum pernah menjual cake dan pastry. Eveline pun menjelaskan, secara pribadi ia sebenarnya tidak begitu gemar mengkonsumsi cake dan pastry, hanya sangat menyukai proses dan seni pembuatannya. Keputusannya untuk membuat macaroon berkarakter, karena ia melihat bahwa character macaroon merupakan hal yang unik dan memiliki nilai khusus, yaitu bisa memuaskan orang yang menyukai karakter tersebut. Semua orang biasanya mempunyai karakter kesukaan tertentu, entah itu karakter dari cartoon film dari masa kanak-kanak, atau apa saja. Dan, seperti yang sudah ia jelaskan sebelumnya, character macaroon merupakan sesuatu yang belum banyak bisa dilakukan atau dibuat secara umum, sehingga memiliki keunikan tersendiri. Eveline pun mulai membuat character macaroon setelah memulai bisnis ini, tepatnya bulan Desember 2015.

Eveline mengatakan, practice makes perfect. Itulah yang ia rasakan ketika menekuni pembuatan character macaroon. Dibutuhkan banyak pengalaman, percobaan, dan pengulangan, untuk mengetahui faktor-faktor yang penting dalam pembuatan character macaroon sehingga hasilnya baik. Mengenai bentuk, ia tidak mengalami kesulitan mendapatkan hasil bentuk yang diinginkan. Namun, untuk mendapatkan kualitas macaroon yang bagus, kita perlu memahami faktor-faktor penting lain seperti kelembapan udara, baking duration, batter thickness, batter dryness, oven type, pan material, dan lainnya. Semua pengetahuan itu Eveline dapatkan setelah berkali-kali melakukan proses pembuatannya.

Eveline menerima custom order dari customer dan itu bisa mencakup karakter apa saja yang diinginkan. Proses pembuatan character macaroon ia pelajari sendiri secara otodidak. Yang paling sulit dari proses pembuatannya adalah banyaknya jumlah warna dan detail dari character macaroon tersebut. Semakin banyak warna dan detail, semakin lama dan kompleks proses pembuatannya. Sampai saat ini, Eveline masih merasa karakter movie Suicide Squad dan customized macaroon bentuk mobil Mini Cooper merupakan macaroon tersulit yang pernah ia buat. Sementara karakter yang mudah dibuat adalah karakter simple seperti Rilakkuma dan Keroppi.

Selain macaroon berkarakter, Eveline juga menjual macaroon bentuk original sesuai permintaan customer. Pada awalnya ia memulai dengan 4 varian rasa, namun sekarang sudah ada 7 varian rasa. Semua produknya ia buat sendiri. Sementara suaminya, kalau sedang ada waktu di rumah, ikut membantu merapihkan dan membersihkan perkakas, serta menyiapkan bahan-bahannya. Selebihnya, semua ia lakukan sendiri, mulai dari belanja bahan, berkomunikasi dengan customer, mendekor, hingga membuat, dan mengirim kue.

Harga kue macaroon dan kue lainnya tergantung dari banyaknya customization yang diminta. Eveline memiliki price guide di website-nya www.dousdolce.com. Round macaroon harganya mulai dari 2,5 dolar Australia per buah, character macaroon per buahnya mulai dari 4,4 dolar Australia, macaroon tower mulai dari 140 dolar, pull-apart bread mulai dari 55 dolar, cake mulai dari 225 dolar, character chocolate covered oreo mulai dari 4 dolar per buah, dan character eclair mulai dari 6 dolar per buah. Minimal pemesanan yang ia cantumkan di website adalah 16 buah untuk macaroon, 8 buah untuk character eclair, dan 6 buah untuk character chocolate covered oreo. Masing-masing minimal dua desain. Untuk pemesana cake, Eveline memerlukan waktu pemesanan tiga minggu sebelumnya. Untuk pastry lainnya (termasuk macaroon), ia memerlukan waktu pemesanan dua minggu. Eveline menggunakan jasa kurir untuk pengantarannya. Namun, mayoritas customernya memilih mengambil sendiri secara langsung. Pengiriman bisa dilakukan ke seluruh area Sydney dan interstate seperti Victoria, Western Australia, Australian Capital Territory, dan South Australia.

Yang memesan macaroon buatannya dari semua kalangan, mulai corporate events, Event Organizer for Wedding and Birhday, pesanan pribadi untuk acara birthday, atau pesanan untuk gift. Mayoritas pemesan adalah orang lokal (Asian and Western). Terkadang ada juga pemesan orang Indonesia. Biasanya pemesanan dilakukan untuk acara birthday, yang kedua adalah untuk wedding. Mayoritas produk yang dipesan adalah cake dengan dekorasi character macaroon, dan yang kedua adalah character pull-apart bread. Saat ini, setiap minggunya rata-rata Eveline menerima order sekitar 4 decorated cake, 8 pull-apart bread, dan sekitar 6 batches (64 character macaroons).

Eveline memiliki akun Instagram yang ia gunakan untuk memasarkan produknya. Lambat laun, ia mulai mengenal dan menjadi sahabat beberapa social media influencer di Sydney. Ia banyak melakukan collaboration dengan mereka. Selain itu, ia juga banyak menerima endorsement dari vendorvendor seperti watch, kitchen utensils, kitchen appliance, groceries consumables, dan lainnya. Selama ini, Eveline juga senang dengan feedback dari para pembeli macaroon-nya. Banyak yang puas dan akhirnya menjadi customer tetap. Mereka banyak mengatakan hal yang positif, baik dari segi rasa maupun bentuk, Sejak ia memulai bisnis dan memasarkan produk, banyak baker atau bahkan blogger yang mencoba melakukan hal serupa. Character macaroon sempat menjadi tren yang menanjak di Sydney dan banyak media yang meminta pendapatnya mengenai hal ini. Untuk media lokal, Eveline pernah diwawancara ABC Internasional (Australia Plus), Sydney Morning Herald (Good Food Article, dan juga Houzz (Creative from home article), serta beberapa orang dari blog-blog yang berbeda.

Evelini memiliki keyakinan bahwa sebuah usaha sebaiknya dilakukan secara bertahap dan dimulai dari awal. Karena dari situ kita akan mempelajari seluruh detail, seluk beluk masalah, dan kesempatan yang ada. Tingkat pemahaman kita mengenai bisnis yang kita geluti adalah modal utama dalam segala jenis usaha. Eveline memulai menjual produknya secara online sambil mengamati jumlah demand di Sydney. Ke depannya, ia mungkin akan membuka shop front pada saat yang tepat. Ia memang banyak menerima pertanyaan atau bahkan permintaan untuk membuka shop front. Sang suami pun sangat mendukungnya merintis usaha ini. Selain membantu seperti yang ia jelaskan sebelumnya, dia juga membantu mengurus anak mereka, Karsten A. B, sepulang kerja, sehingga Eveline bisa mengerjakan order.

Saat ini, Eveline merasa enjoy dengan hidup dan pekerjaannya, karena bisa melakukan pekerjaan dari rumah dan bersama anaknya. Menurutnya, waktu bersama anak sangat penting. Ia tidak mau mengorbankan waktu untuk apa pun, bila itu harus ditukar dengan waktu yang ia miliki bersama anak. Dengan keberadaan orang tua, menurut Eveline, development anak akan jauh lebih baik, dibandingkan jika kita tidak meluangkan waktu untuk anak. Di sisi lain, Eveline merasa kesibukan usaha ini, ditambah dengan pekerjaan rumah yang harus ia lakukan sendiri (tanpa bantuan sama sekali), dan kewajiban untuk mengurus anak sendiri (tanpa baby sitter), merupakan suatu challenge yang luar biasa. Eveline mengaku hampir tidak ada waktu untuk dirinya sendiri (me time) setiap harinya, dan mendapatkan tidur yang cukup adalah sebuah luxury baginya pada saat ini. Namun, Eveline melihat dirinya masih memiliki suami yang sangat mendukung dan membantu secara maksimal ketika berada di rumah. Itulah yang membuatnya terus menjalankan usaha ini semaksimal mungkin.


Orang tuanya pun sangat bangga dan senang dengan usahanya saat ini. Mereka tidak pernah mengharapkan Eveline untuk bekerja atau berusaha. Mereka hanya khawatir dan terus berpesan supaya ia selalu ingat istirahat dan menjaga kesehatan. Terkadang, aku Eveline, mereka cukup sedih melihat sulitnya kewajiban dan tanggung jawab yang harus ia lakukan di Sydney. Rencana Eveline berikutnya adalah menstabilkan usaha dan mencari jalan untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi. Selanjutnya, mungkin ia akan mulai menerima tawaran untuk melakukan workshop di beberapa negara lain. Sementara ini, ia harus menunda kesempatan atau tawaran tersebut karena kewajiban mengurus anak dan suami, begitu pula untuk permintaan atau order di Sydney.

Saat senggang, Eveline suka pergi ke kota-kota kecil (country town) yang jauh dari keramaian. Sebelum memiliki anak, ia hampir setiap minggu pergi ke kota yang berbeda bersama suami dengan menggunakan mobil (road trip). Ini hal yang ia sukai. Selain dapat melihat berbagai hal yang sangat bervariasi di luar sana, suasana country town memang membawa nuansa relaxing yang ia butuhkan. Eveline senang melihat hal-hal klasik seperti rumah zaman dulu, animal farm, star gazing, dan lainnya.

LUNA MAYA : Mengurangi Jadwal Syuting Demi Berbisnis Bulu Mata Palsu

Nama Luna Maya memang sempat bertengger di puncak dunia hiburan. Hampir setiap hari, wajahnya muncul di layar kaca, entah menjadi host, bintang tamu, bermain sinetron, menyanyi, atau model iklan. Namun, kini mantan kekasih Ariel Noah itu seakan menepi dari hingar bingar dunia entertainment. Luna menyadari rotasi di dunia yang telah membesarkan namanya itu berlangsung sangat cepat. Kini, layar televisi pun lebih banyak dihiasi dengan artis pendatang baru. Meski saat ini masih menjalani syuting, namun Luna mengaku belum ada lagi yang menawarinya untuk bermain sinetron atau membawakan program di teve.

Jika pun kelak akan aktif kembali, Luna menjelaskan akan lebih selektif memilih tawaran pekerjaan. Terlebih jika sudah menyangkut jam syuting yang terlalu menyita waktu. Karena itulah, saat ini Luna memang ingin lebih fokus ke film yang jadwal syutingnya lebih jelas dan gampang mengatur waktunya dibandingkan dengan sinetron. Tapi di luar karir keartisannya, ternyata Luna menceritakan, sekarang banyak yang menawarinya kerja sama bisnis. Tawaran bisnis yang ia terima salah satunya kerja sama mendesain bulu mata palsu. Awalnya, Luna hanya diminta menjadi bintang iklan bulu mata palsu tersebut, tapi kemudian, setelah ngobrol dengan produsennya, terjadilah sebuah kontrak kerja sama, hingga akhirnya bulu mata palsu Luna Maya berhasil dilaunching.

Seperti pebisnis lainnya, Luna pun tertarik menggeluti desain bulu mata palsu ini, karena memang hobi memakai bulu mata palsu. Menurutnya, bulu mata palsu sangat menunjang untuk kegiatannya sehari-hari, baik untuk syuting maupun pemotretan. Untuk sehari-hari, Luna lebih menyukai bulu mata palsu yang terlihat natural dan model cat eye. Sementara untuk kebutuhan syuting atau foto, ia menyukai bulu mata palsu yang tebal. Menurut artis kelahiran Bali ini, bagian mata memang sangat sensitif. Didandani atau dipakaikan bulu mata palsu aneka jenis, langsung memancarkan kesan yang berbeda. Luna mencontohkan, misalnya ketika ia memakai bulu mata palsu yang ujungnya lebih tebal tapi luarnya lebih tipis, ini efeknya akan terlihat lebih memanjangkan mata, membuat mata ada kesan seksi dan terlihat lebih hidup.

Menggeluti bisnis yang berhubungan dengan mata, siapa yang mengira jika Luna sebelumnya sangat tidak percaya diri dengan matanya sendiri. Ia merasa bola matanya terlalu besar. Jadi, saat sedang bengong pun, banyak yang mengira ia sedang melotot. Seiring berjalan waktu, Luna pun sudah mahir memoles bagian matanya, entah dengan bulu mata palsu atau makeup. Hasilnya, kini mata belo luna justru banyak menuai pujian. Dari situ Luna sadar, ternyata apa yang ia rasa membuat kurang percaya diri, malah menurut orang lain bisa menjadi kelebihan yang kita punya. Motivasi itu mulai muncul dan membuat Luna semakin percaya diri.

Sebenarnya, bukan kali ini saja Luna menggeluti dunia bisnis. Sebelumnya, bintang film 30 Hari Mencari Cinta ini sudah lebih dulu membuka bisnis di bidang clothing line dan salon kecantikan yang juga terbilang sukses. Kendati demikian, bukan berarti Luna juga langsung terpikir untuk lepas dari dunia hiburan. Menurutnya, meski sudah jarang muncul dan lebih fokus mengembangkan lini bisnisnya, bukan menjadi alasan kuat bagi dirinya untuk meninggalkan dunia hiburan.

Luna merasa bisnis dan juga karir keartisan bisa berjalan beriringan dan saling mendukung. Luna mengaku, kadang ia masih suka kangen dengan syuting, tapi bisnis yang ia geluti sekarang juga butuh fokus, karena ada uang pribadi yang ia tanamkan di sini. Menurutnya, memang tidak mudah melakoni dua pekerjaan sekaligus dalam satu waktu. Karena itu, Luna menyadari harus pintar membagi waktu antara bisnis dan kariernya di dunia hiburan. 

Luna juga tidak bisa memilih antara bisnis dan karier di dunia hiburan. Ia sudah merasa nyaman dengan dua bidang yang ia geluti itu. Menjadi artis mungkin sudah passion-nya. Luna senang menjalaninya. Sementara bisnis, seperti yang sudah ia jelaskan sebelumnya, harus fokus karena ia berinvestasi di sana. Ada sejumlah uang yang ia investasikan. Jadi, ia juga harus menguasainya, dan tahu segala permasalahannya. Bila untung, apa penyebabnya, dan kalau rugi juga salahnya di mana ? Jadi menurutnya, dalam bisnis pun ada unsur enak dan tidak enaknya juga.

CANA WEDDING ORGANIZER : Tawarkan Gelar Pesta Pernikahan Dengan Konsep Unik.

Saat ini banyak masyarakat yang ingin menggelar hajatan pernikahan tak hanya sakral, tapi juga unik. Mengingat pernikahan adalah momen istimewa yang diharapkan hanya terjadi sekali seumur hidup, maka diupayakan membuat acara sebaik mungkin. Tak sedikit yang memilih menggunakan jasa wedding organizer (WO) dan wedding planner (WP) untuk membantu agar acara berlangsung sukses sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mewujudkan keinginan itu, WO maupun WP pun dituntut harus kreatif agar acara yang mereka buat hasilnya bisa sesempurna mungkin, sehingga klien terkesan dengan apa yang mereka berikan. 

Itulah juga yang dilakukan Irene Triasning Putri, pemilik WO dan WP Cana, Surabaya. Irene mendirikan WO dan WP Cana, yang berkantor di daerah Gayungsari, Surabaya bersama sahabatnya, Indah Aromatika atau Indo. Mereka punya kesamaan. Irene memiliki latar belakang seorang perias pengantin meneruskan pekerjaan nenek dan ibunya, sementara Indo lebih berpengalaman dalam mengurus acara, mengadakan suvenir, ide bentuk mahar, membuat undangan, dan lain-lain.

Ibu dua orang anak ini menjelaskan, fungsi WP memang luas. Selain bisa menerima WO, bisa juga hanya membantu klien dalam hal perencanaan dari awal sampai akhir. Ibaratnya, membantu men-setting acara dari A sampai Z. Irene menambahkan, sekarang zaman memang sudah berubah. Saat ini pasangan dan keluarga calon pengantin sering meminta tema yang agak keluar dari pakem prosesi pada umumnya. Mereka ingin menjadikan hari istimewa itu lebih berkesan sehingga dibuat acara yang lain daripada yang lain.

Irene bercerita, ia pernah menerima klien yang meminta pesta pernikahan berkonsep gothic, karena si penganten pria suka dengan warna hitam, sementara sang istri suka warna gold. Saat acara yang dihelat di Villa Bukit Mas Surabaya itu berlangsung, semuanya didominasi warna hitam dan emas. Mulai undangan, pelaminan, busana, sampai buku tamu. Walau tak biasa, tapi menurut Irene hasilnya terlihat sangat keren. Apalagi pengantin perempuannya juga tampil cantik sekali. Tema warna yang dipilih jadi semakin menonjolkan kecantikannya.

Wanita yang bergelar sarjana pertanian ini juga pernah menerima permintaan pesta pernikahan yang dilakukan di air terjun. Pasalnya, sang calon mempelai yang tinggal di Malang menyukai adventure. Semula, acara pesta pernikahan disepakati dilakukan di air terjun Coban Rais, Batu, Malang. Untuk busana, layaknya seorang adventurer, mempelai menggunakan sepatu boots. Meski akhirnya, acara yang sudah direncanakan itu urung dilakukan. Karena kalau tetap dilaksanakan di Coban Rais, dikhawatirkan untuk tamu-tamu yang sudah sepuh tidak mampu kalau harus berjalan di alam pegunungan yang kontur tanahnya naik turun. Sebagai gantinya, pasangan pengantin tersebut membuat pesta pernikahan dengan teman rustic romantic atau suasana pedesaan yang romantis dengan lokasi di kawasan Perumahan Araya, kota Malang.

Irene memang tak selalu menerima begitu saja permintaan klien. Ada kalanya ia terpaksa harus intervensi ke calon mempelai dan keluarganya. Pasalnya, ada di antara klien yang justru menomorduakan akad nikah, sementara pestanya sangat wah. Irene biasanya memberi masukan, bahwasanya inti atau puncak acara pernikahan itu terletak di akad nikah. Sementara pestanya hanya sekedar angka pengikut saja. Irene dan Indo kompak mengatakan, bahwa dunia WO dan WP sangat menjanjikan. Karena saat ini orang cenderung ingin praktis, yang penting eksis. Mereka tidak mau ribet dan memilih menyerahkan segala urusan kepada ahlinya.

AYODYA WEDDING ORGANIZER : Tawarkan Pesta Pernikaha Dengan Konsep Menarik dan Unik.

Ayodya Wedding adalah salah satu wedding organizer yang menawarkan konsep menarik dalam menggelar pesta pernikahan. Awal berdirinya wedding organizer ini bermula dari sebuah perusahaan jasa yang fokus pada penyedia stage desainer saat ingin menggelar acara fashion show. Ternyata, dalam perkembangannya, banyak klien yang konsultasi mengenai pesta pernikahan mereka. Akhirnya, dari situlah, berdiri Ayodya Wedding Organizer dengan Devy selaku founder, di tahun 2009.

Kini Ayodya Wedding memiliki base di Jakarta dan Bali. Jasa yang ditawarkan ada 2, yakni Planner dan D-day. Untuk Planner, Ayodya Wedding hanya menerima dua klien dalam setahun. Karena persiapan untuk satu pasangan bisa memakan waktu 6-8 bulan secara intens. Mereka sengaja tidak mau ambil lebih dari 2 untuk mempertahankan kualitas. Sementara servis D-day hanya 1 klien per 3 bulan. Toh, meski klien memilih D-day, tetap harus dibicarakan sekitar H-6 bulan supaya mengerti konsep yang diinginkan seperti apa, atau seperti semi-planning. Mereka menginginkan keluarga atau sahabat mempelai saat hari H tidak sibuk lagi mengurus acara, tapi bisa menikmati menjadi tamu di acara sendiri.

Ayodya Wedding menawarkan konsep yang unik dibanding konsep cantik yang kebanyakan orang pilih. Temanya antara lain alam, seperti under the sea. Sesuai dengan tema yang telah disepakati, Ayodya Wedding akan memberikan beberapa referensi untuk pemilihan home band, baju atau desainer agar sesuai dengan tema. Ayodya Wedding tidak mematok harga per paket. Kalau ada klien yang meminta harga, akan dikasih beberapa pertanyaan, lalu pihak Ayodya Wedding akan membawa harga yang ditawarkan serta list kerja yang akan mereka lakukan dengan harga tersebut. Yang terpenting adalah, first impression harus dibentuk, shingga klien jadi mengerti apa saja yang dikerjakan dan merasa nyaman dengan uang yang mereka keluarkan.

Untuk konsep pernikahan, Ayodya Wedding terbuka kepada klien. Contohnya, pernikahan selebritis Andien dan Ippe di tahun 2014 yang digelar outdoor dan sangat unik. Konsep dengan tema yang sangat minim tersebut murni dari Andien dan Ippe. Pihak Ayodya Wedding pun berusaha menawarkan solusi, supaya dari sesuatu yang sangat minim tersebut, bisa tetap memungkinkan acara pesta pernikahan terkesan mewah. Ayodya Wedding memberikan referensi, baik itu dekorasi, penginapan, transportasi, dan mobilitas tamu, serta sarana-sarana yang kurang memadai, seperti soal lampu. Yang menjadi kendala ketika pesta diselenggarakan outdoor adalah cuaca, dan Ayodya Wedding mensiasatinya dengan melihat musim. Jika sudah masuk bulan September-November, mereka menyarankan lebih baik acara digelar indoor saja. Untuk acara yang dibuat indoor, konsep lebih ditekankan pada layout, karena kendala tempat yang terbatas.

Setelah sukses menggelar pesta pernikahan Andien, banyak yang menginginkan pernikahan dengan konsep serupa. Namun, pihak Ayodya Wedding akan memberi pengertian terlebih dulu kepada klien, bahwa untuk menggelar pesta outdoor itu tidak semudah yang dikira. Contohnya, bila acara di indoor, setelah selesai makeup kemudian menuju pelaminan, paling hanya butuh waktu 5-20 menit, sementara kalau outdoor bisa memakan waktu 1 jam dari hotel ke tempat acara. Jadi, harus dipertimbangkan matang-matang sebelum memutuskan.

ANDIEN : Mengembangkan Karier Di Dunia Seni Melalui Brand HAPPA.

Selama ini, karier Andien di dunia tarik suara terbilang melesat. Namanya menjadi prioritas sebagai salah satu penyanyi ternama Indonesia. Suaranya pun begitu khas terdengar. Namun, bukan Andien namanya jika ia hanya menelurkan karya dalam dunia tarik suara. Terbukti kini ia mulai merambah dunia fashion dengan membuka sebuah bisnis clothing line yang ia garap bersama salah satu desainer ternama yang juga sahabatnya, Mel Ahyar, dengan nama brand Happa. Pilihan Andien menekuni bisnis ini pun tak salah. Terbuki, brand Happa mendapat sambutan positif dari masyarakat luas, bahkan di tahun kedua perilisannya, Andien juga mengeluarkan brand Happa XY yang dikhususkan untuk pria.

Lebih lanjut, perempuan kelahiran 25 Agustus 1985 ini tak memungkiri kendala yang seringkali ia hadapi di dunia fashion yang terbilang baru ia geluti. Karena itulah, ia sengaja memilih melakukannya secara berdua bersama sahabatnya, karena Andien sadar tidak akan mampu melakukannya sendiri. Andien sendiri sudah kenal cukup lama dengan Mel Ahyar, dan sangat tahu cara kerjanya yang sangat terstruktur. Yang jelas, sang sahabat juga mempunyai visi, misi, dan sudut pandang yang sama dengannya. 

Andien sendiri juga tidak akan pernah berhenti belajar dalam menggeluti dunia fashion. Ia akan mencoba sebaik mungkin, karena dirinya bukan orang yang suka terjun setengah-setengah. Menurutnya, kalau memang ia tidak capable dalam bisnis itu, ia tak akan lama-lama berada di dalamnya, karena hanya membuang-buang waktu dan materi. Andien menganggap, dunia bisnis fashion yang ia geluti saat ini juga bagian dari seni, dan juga melibatkan banyak orang. Andien ingin dirinya juga bisa berguna buat banyak orang.

Kendati demikian Andien membantah jika keterlibatannya dalam dunia fashion akan membuatnya meninggalkan dunia tarik suara yang selama ini membesarkan namanya. Apalagi, di dunia fashion ia masih terbilang ‘anak baru’, sedangkan akar kariernya masih sebagai seorang penyanyi. Bahkan, Andien juga tidak mau jika harus disuruh memilih salah satu dari karier yang tengah digelutinya. Karena buatnya, hidup ini bukan pilihan seperti yang orang umum bilang. Ia yakin, Tuhan tidak mungkin menurunkan kedua rezeki sekaligus kalu tahu dirinya tak mampu. Apalagi menurut Andien, sebagai mahluk perempuan, ia dianugerahkan ‘tangan’ yang banyak sekali, sehingga bisa multitasking alias melakukan banyak hal dalam satu waktu sekaligus.

Lalu bagaimana komentar Ippe, sebagai suami, melihat istrinya yang semakin sibuk ? Andien bersyukur, suaminya orang yang sangat supportif. Kemanapun selalu ada waktu buatnya. Kebetulan, mereka berdua dari awal pernikahan selalu berusaha menyelaraskan pikiran. Jadi, saat terjadi sesuatu atau sebelum terjadi, mereka selalu ngobrol berdua, mencoba untuk selaras dulu. Hingga pada saat dijalankan tidak akan banyak perbedaan pendapat.  

DWI CAHYONO : Sukses Berbisnis Dengan Menggabungkan Museum dan Restoran.

Untuk mengajak masyarakat mencintai benda bersejarah, termasuk benda-benda purbakala, Dwi Cahyono menggabungkan dua konsep antara kuliner dan museum. Museum Resto Inggil miliknya yang berada di kota Malang kini dibanjiri pengunjung, bahkan hampir setengahnya datang dari luar negeri. Saat datang ke sini, orang tidak sadar, sambil makan mereka berada di antara benda-benda yang memiliki nilai sejarah.

Tak seperti resto atau tempat makan kebanyakan, Museum Resto Inggil yang didirikan pada 2005 ini sangat berbeda. Setiap pengunjung tak hanya bisa menikmati menu khas Jawa Timuran yang lezat, tetapi sekaligus juga bisa menikmati berbagai benda bersejarah di dalam resto. Karena itulah, rumah makan dengan desain rumah lawas ini diberi sebutan museum resto karena pada dasarnya konsep rumah makan ini adalah layaknya sebuah museum yang menyimpan benda-benda original yang memiliki nilai sejarah.

Sejak awal, Museum Resto Inggil sudah men-setting pengunjung untuk disuguhi suasana tempo dulu. Pada malam hari, suasana temaran semakin menambah kesan tempo dulu. Di sebelah kanan halaman parkir ada bangunan sederhana sejenis joglo dimana dibeber koleksi wayang kulit yang sudah berusia 100 tahun. Begitu masuk pintu utama, terdapat gebyok lengkap dengan kursi kayu tempo dulu. Di lorong setelah masuk di kiri dan kanan terdapat aneka foto sejarah berdirinya kota Malang yang berjejer rapi di tembok. Menurut Dwi, penataan sebuah museum itu sangat penting. Kalau salah penempatan justru akan merusak dan menurunkan nilai benda yang dipajang. Sebab ini berkaitan dengan alur sejarah yang ada. Setelah masuk ke dalam, di sebelah kanan ada ruangan besar. Selain meja dan kursi makan panjang, di dinding juga dipajang berbagai benda yang memiliki nilai sejarah. Misalnya berbagai foto asli para pejuang kemerdekaan ketika datang di kota dingin tersebut. Di ruangan itu juga terdapat silsilah dari Raja Pandan Silas atau raja Majapahit terakhir tahun 1500-an sampai bupati atau pejabat di Jawa Timur pada zaman kolonial dalam bentuk tulisan tangan yang masih rapi dan terbaca dengan jelas dalam ukuran besar. Setelah melewati ruang tengah, kita akan menuju ruang utama yang cukup luas dengan bentuk memanjang dibatasi dengan deretan topeng Malangan yang ditata berjajar melengkung. Di ruang makan utama terdapat meja dan kursi yang tertata rapi sebagai tempat makan. Ruangan itu juga berhadapan dengan panggung seni atau tobong. Pada hari-hari tertentu di situ digelar pagelaran wayang orang serta musik tradisional untuk menghibur pengunjung. Tobong itu asli yang dulunya memang biasa dipakai grup seni tradisional khas Malang.

Dwi menjelaskan kecintaannya pada benda-benda yang memiliki nilai sejarah sudah tumbuh sejak masih anak-anak. Dulu, ketika masih duduk di bangku SMP, setiap kali ada barang purbakala bergeletakan, pasti tak bakalan ia sia-siakan. Dia langsung ambil dan simpan di rumah. Misalnya saja, ketika ia menemukan patung peninggalan kerajaan di Malang yang berserakan di sebuah lahan kosong dan dijadikan sandaran parkir sepeda. Padahal itu adalah benda yang memiliki nilai sejarah tinggi. Saking gandrungnya mengumpulkan benda purbakala, jadilah rumahnya penuh sesak dengan barang-barang jadul yang sepintas tidak bernilai. Bagi mereka yang tidak tahu, barang-barang tersebut memang tidak bernilai. Tetapi bagi Dwi justru nilainya tak tergantikan. Sebab benda itu menjadi saksi perjalanan sejarah manusia.

Dwi juga mengakui, kecintaannya terhadap benda bernilai sejarah tak lepas dari didikan kedua orangtuanya, Abdul Madjid, seorang tentara, dan Nursriati, sang ibu yang juga seorang seniwati Jawa. Setiap hari, sang ibu selalu memperdengarkan musik gamelan yang mengalun syahdu. Suara gamelan itu benar-benar merasuk ke jiwa Dwi, dan itu yang membuatnya cinta dengan seni budaya. Bahkan saat menginjak remaja tanggung, Dwi sempat diikutkan berlatih tari Jawa. Dari 60 anak yang belajar tari Jawa di sanggar, hanya ia sendiri yang laki-laki. Setamat SMA, Dwi melanjutkan pendidikan ke Fakultas Ekonomi Manajemen di salah satu PTS di Malang. Dan setelah lulus, ia melanjutkan ke jurusan serupa di Sydney, Australia. Di sana, selain melanjutkan kuliah manajemen, ia juga ikut berbagai short course

Sepulang dari Australia, Dwi terpikir untuk untuk mendirikan sebuah museum. Ia memutar otak, mencari cara bagaimana agar museum yang akan ia dirikan itu nasibnya tidak seperti museum pada umumnya yang sepi pengunjung. Setelah berpikir cukup lama, muncul ide mendirikan museum dengan restoran di dalamnya. Jadi, orang tidak sadar kedatangannya bukan sekedar menikmati makanan, tetapi bisa melihat secara langsung benda-benda bersejarah. Idenya makin pas karena kebetulan seorang keluarganya memiliki lokasi rumah strategis di jantung kota Malang yang boleh dijadikan rumah makan sekaligus museum.

Menurut Dwi, keberadaan sebuah museum itu sangat penting. Seberapa tinggi kebudayaan sebuah negara dapat dinilai dari museum yang ada. Karena budaya itu harus terdokumentasi dan tertata dengan baik. Kalau tidak, budaya tersebut bisa dikatakan sekadar duplikat atau instan saja. Di luar negeri, semua kebudayaan masyarakat terekam di dalam museum. Jadi, di sana kalau ingin mengetahui sejauh mana peradaban sebuah kota, tinggal masuk saja ke museumnya, pasti akan mendapatkan jawabannya. Maka tak heran, bila di luar negeri di satu kota bisa berdiri 50 sampai 60 museum.

Begitu museum resto sudah berdiri, Dwi tidak menyediakan makanan atau minuman Eropa atau menu modern, tetapi menyediakan makanan Jawa Timuran atau makanan khas rumahan, mulai dari tempe penyet, ayam panggang, aneka sambelan, serta sayur dan tumis-tumisan. Kendati makanan dan minuman yang disajikan merupakan menu tradisional, kenyataannya setiap tamu, termasuk bule yang datang sangat suka. Salah satu yang dicari tamu bule saat datang ke restoran ini adalah sambal terong, yang menurut mereka rasanya sangat unik dan enak sekali. Dwi juga mewajibkan pramusaji di restonya untuk mengenakan busana daerah demi menunjang suasana tempo dulu. Perhitungan Dwi tidak meleset. Hari demi hari, pengunjung di Museum Resto Inggil makin meningkat. Yang juga tak kalah menggembirakan, pengunjung yang datang pun bukan hanya orang Indonesia, tetapi 45 persen adalah orang asing, 30 persen wisatawan lokal dari luar Malang, sedang sisanya warga Malang sendiri.

Tujuan awal Dwi mendirikan museum resto kini memang sudah tercapai. Mereka yang datang tak hanya menikmati makanan menu-menu tradisional saja tapi juga menikmati berbagai benda bersejarah yang ada di dalamnya. Bahkan tak jarang, di antara para tamu restoran itu ada yang sekaligus melihat silsilah keluarga mereka atau nama leluhurnya tercantum di daftar silsilah para pejabat masa lalu yang dipajang di museum tersebut. Yang sering menjadi pertanyaan orang adalah dari mana barang-barang bersejarah tersebut didapat, mengingat barang yang sarat dengan nilai sejarah tersebut tidak banyak dimiliki orang. Ternyata, menurut Dwi, benda koleksinya tersebut sebagian besar adalah pemberian orang lain, termasuk warga yang ada di Belanda. Mereka dengan sukarela mengirimkan. Karena sebelum memberi, mereka secara diam-diam melihat sejauh mana kecintaan Dwi pada benda bersejarah. 

Setelah berhasil membuat museum resto, berikutnya Dwi membuka Museum Malang Tempo Dulu yang letaknya bersebelahan dengan museum resto. Museum Malang Tempo Dulu berisi sejarah terbentuknya Malang hingga saat ini. Ibaratnya, sejak daratan Malang terbentuk oleh alam berdasar temuan-temuan arkeologi sampai sekarang. Museum Malang Tempo Dulu itu akhirnya mendapat penghargaan sebagai satu di antara museum terbaik di Indonesia dari pemerintah. Saat ini, Museum Malang Tempo Dulu telah dipindah lokasinya ke Desa Slamet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, bersama dengan Museum Panji yang didirikan bersamaan. Perbedaannya, Museum Malang Tempo Dulu adalah museum yang mengisahkan zaman prasejarah hingga pembangunan terbentuknya kota Malang, sementara Museum Panji berisi tentang kebudayaan asli Jawa Timur yang berkembang luas di berbagai kawasan di Asia Tenggara. Kedua museum itu telah diresmikan pada Januari 2017, menempati lahan seluas tiga hektare dengan sekitar 15 ribu koleksi yang ditampilkan secara bergantian. Menurut Dwi, yang kini juga menjadi konsultan museum di berbagai tempat, kehadiran museum tersebut adalah mimpi lama baginya.