Bola lumut atau kokedama adalah teknik menanam dengan media tanam lumut. Cara ini merupakan seni tradisional asal Negeri Matahari Terbit, Jepang. Kokedama biasa disebut juga dengan bola lumut Jepang. Tanah yang ditanami benih lumut lalu dibentuk bulat, biasanya sebesar tempurung kelapa. Jika biasanya pot dijadikan sebagai tempat media tanam, maka kokedama adalah seni menanam tanpa pot. Bola lumut inilah yang berperan sebagai tempat tumbuh tanaman.
Awalnya dari kegemaran masyarakat Jepang yang sangat menyukai teknik menanam bonsai. Salah satu bentuk dan tekniknya adalah nearai yaitu tumbuhan ditanam tanpa pot. Ternyata teknik ini makin lama berkembang dengan menggunakan tanah lumut yaitu kokedama. Di Indonesia sendiri, kokedama makin digemari dan diadaptasi dengan berbagai tanaman. Salah satunya dilakukan Nelza Yesaya Hehamahua. Lewat IG @emilliegarden, Nelza mengembangkan kokedama dengan lumut kering dari Indonesia. Menurut Nelza, lumut di Indonesia lebih kering dibandingkan lumut Jepang, sehingga tanaman pun tidak bisa terlalu lembap.
Agar ciri khas Indonesia terlihat, bola lumut ini dibungkus dengan tali rami, sehingga bentuknya seperti keranjang buatan Indonesia. Tali rami tersebut juga berfungsi untuk menjaga bentuk kokedama tetap bulat. Ini berbeda dengan di Jepang, yang hanya memakai benang nilon. Diakui Nelza, begitu dijual di IG responsnya luar biasa. Namun, karena kokedama ini handmade maka pembuatannya tidak bisa terlalu banyak. Kendalanya saat membentuk bulatannya agak sulit. Malah, di awal Nelza membuat kokedama bentuknya lonjong. Tapi, menurutnya, asalkan telaten sebenarnya tidak ada yang sulit.
Selain itu, kokedama pun tidak bisa dicetak karena bisa merontokkan medianya. Media tanam tiap tanaman pun berbeda. Misalnya, kaktus harus lebih banyak pasirnya. Namun, enaknya kokedama tidak perlu memakai pot lagi, karena bola lumut ini telah berfungsi sebagai wadahnya. Jadi bila dilihat dari jauh, bentuknya seperti tanah, padahal itu adalah lumut. Perawatan kokedama juga sangat gampang. Saat penyiraman cukup disemprot (spray) saja agar basah. Atau, seminggu sekali celupkan di dalam ember selama semenit, tergantung seberapa kering kokedamanya.
Lalu, tiap akhir pekan diangin-anginkan di teras tapi jangan terkena matahari langsung. Setelah cukup, masukkan kembali ke dalam rumah. Karena itulah, banyak orang tertarik kokedama, karena perawatannya gampang, bentuknya unik dan lucu, dan bisa menjadi indoor planting. Kokedama pun tidak boleh kebanyakan air atau kekurangan air karena bisa mati. Jika dijemur langsung di matahari, daunnya bisa berwarna kuning. Untungnya, kokedama bisa diperbaiki jika akan tanaman masih bagus. Dan media kokedama juga perlu diganti setiap 6 bulan sampai setahun agar tetap segar.
Ide membuat kokedama ini berawal saat Nelza berprofesi sebagai desainer landscape. Biasanya klien memiliki kendala saat ingin memiliki taman hijau di rumah. Kendalanya adalah harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk tanaman, dan konsumen juga ingin memiliki tanaman yang perawatannya gampang, sekaligus bisa menjadi dekorasi di rumah. Lewat kokedama inilah ternyata menjadi jalan keluar berbagai kendala tersebut. Kokedama bisa dijadikan sebagai pengganti vertikal garden. Nelza menjelaskan, biaya untuk membuat vertical garden cukup mahal. Untuk ukuran satu meter saja bisa mencapai Rp 1 juta. Sementara dengan membeli 5 buah kokedama saja, lalu digantung, sudah bisa menjadi vertical garden.
Kisaran harga kokedama sangat terjangkau mulai dari Rp 60.000-100.000 tergantung jenis tanaman dan besar kecilnya kokedama. Tanaman hias apa saja bisa ditanam, mulai dari philodendron, seperti monstera, obliqua, berbagai jenis sirih, sansiviera, kaktus, dan sukulen. Menurut Nelza, saat ini jenis tanaman monstera sangat digemari karena keunikan dari bentuk daunnya yang berlubang-lubang. Monstera merupakan jenis tanaman lama yang kembali disukai orang dan sangat gampang merawatnya.
Jika tanaman mati, bisa direcovery lagi agar menjadi tanaman baru. Maka dari itu, saat membeli kokedama tentu juga harus tahu sifat tanaman yang dipilih, karena tiap tanaman berbeda-beda cara merawatnya. Ada yang suka air, tapi ada juga yang hanya disemprot saja sudah cukup. Uniknya, kokedama di setiap negara punya ciri khas masing-masing selain di Jepang. Misalnya, di Korea bentuknya kecil-kecil. Lumutnya pun lebih kelihatan berwarna hijau.
Agar tampilan Kokedama bertambah cantik, Nelza melakukan inovasi dengan menggantung kokedama dari makrame. Sebagai interior indoor, kokedama bisa digantung seperti terrarium dan tanaman gantung dalam pot. Tapi, pastikan mengikat si bola lumut ini dengan rapat tanpa membuatnya rusak. Kokedama pun bisa dipakai sebagai dekorasi ruang. Tak hanya diikat dengan tali rami, kokedama juga bisa dipercantik menggunakan tali aneka warna sebagai pengikat. Tali yang biasanya disamarkan kini justru sengaja diperlihatkan agar menarik perhatian. Tak hanya digantung, kokedama pun sangat cantik diletakkan di meja, rak buku, meja dapur, meja makan, hingga di pinggir jendela. Agar kokedama berdiri tegak, beri alas kayu yang berlubang di tengahnya. Padukan dengan pernak-pernik lain sehingga menjadi interior menarik di dalam rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar