Sabtu, 30 Juli 2022

MEMUASKAN PRIBADI YANG SUKA TEKNOLOGI

Memuaskan Pribadi Yang Suka Teknologi. Sebuah lompatan yang menggulir terus menerus saat ini adalah teknologi. Perkembangan pun sangat cepat hingga hitungan hari hampir ada saja teknologi baru yang dimunculkan. Pengguna pun sekarang menjadi sangat dimanjakan hingga banyak yang bergantung padanya. Hal ini menjadi sebuah peluang bagi para pengusaha untuk meningkatan kemampuan usahanya, pun bagi pemula yang ingin merintis bidang ini. Artikel majalah pengusaha muslim volume 1 ini menyajikan ulasan menarik tentang konsumer teknologi

***

Sekarang, ponsel bukan lagi barang mewah. Awalnya, ponsel memang kategori kebutuhan tersier. Namun, sejak pesatnya perkembangan teknologi selular, harga ponsel menjadi semakin murah. Vendor ponsel ramai-ramai memassalkan produksinya. Maka, semakin banyak produk ponsel yang ditawarkan ke pasar, makin murah pula harga jualnya. Ini mengikuti hukum penawaran.

Kemudian, diikuti oleh kebutuhan akan kartu perdana. Tingginya permintaan ponsel, membuat operator selular kebanjiran order kartu. Ratusan juta pengguna ponsel, membuat harga kartu perdana makin murah. Apalagi, dengan beragamnya pilihan operator, tarif layanan pun ikut dipatok murah. Atau, setidaknya terjangkau. Dulu, harga satu kartu perdana (starter pack) bisa mencapai puluhan ribu rupiah. Sekarang, dengan tiga ribu rupiah saja sudah bisa didapatkan. Dan, meski murah, permintaan kartu perdana masih saja tinggi.

Itu belum lagi untuk pembelian pulsa. Setiap hari akan ada orang yang membutuhkan pulsa. Mereka tidak
pandang bulu siapa penjualnya. Pokoknya, ponsel terisi pulsa agar bisa digunakan berkomunikasi. Pilihannya pun banyak. Mulai dari seribu rupiah sampai Rp 100 ribu pun ada. Dan, kebutuhan terhadap jasa pengisian pulsa ini tetap dibutuhkan. Sekalipun, masa krisis keuangan global menghadang.

Dunia komunikasi ini tidak ada matinya. Kecuali, semua bentuk media komunikasi ini mendadak berhenti. Mungkinkah? Bisa jadi. Tapi, setidaknya itu bukan sekarang. Masyarakat membutuhkan perangkat komunikasi ini dan pendukungnya untuk efisiensi dan efektivitas. Seseorang di kota Surakarta melakukan kontak telepon dengan kawannya di Malaysia, bisa dilakukan secara realtime. Biaya operasional pun bisa dipangkas.

Bicara dunia telekomunikasi tak lepas dari perkembangan dunia teknologi. Makin hari, kehidupan manusia dipermudah dengan hadirnya berbagai inovasi baru di dalam tekonologi. Misalnya, dulu orang mencari data-data harus datang ke perpustakaan. Namun, sekarang, cukup dengan mengetikkan kata kunci di papan komputer yang tersambung dengan internet, orang bisa mencarai aneka data dan informasi hanya dengan sekali klik. Bahkan, kini akses internet bisa dilakukan dengan ponsel yang memiliki fitur akses data. Dengan teknologi agak jadul melalui general packet radio service (GPRS) sampai yang terkini dengan koneksi HSDPA, ponsel bisa digunakan menjelajah dunia maya sepuasnya.

Maka, banyak yang akhirnya berkecimpung di dunia teknologi. Menjamurnya warnet, adalah salah satu contohnya. Sekalipun kompetitor semakin banyak, tidak jarang banyak warnet yang bisa eksis. Dengan lokasi yang strategis, warnet bisa mendapatkan pasar yang menjanjikan. Anda bisa memanfaatkan tarif layanan internet yang makin kompetitif untuk membuka warnet.

Mahasiswa adalah salah satu objek pasar yang menjanjikan. Rata-rata, belum banyak mahaiswa yang
memiliki akses internet sendiri. Mereka masih mengandalkan akses internet dari warnet. Sekalipun, harga untuk memiliki akses internet pribadi, sekarang lebih murah dibanding dulu. Namun, persoalan ekonomi yang biasanya menjadi penyebab mahasiswa belum bisa menyediakan perangkat berinternet.

Berkecimpung di dunia bisnis teknologi ini masih memiliki ragam varian yang bisa dilakoni. Yang lagi marak
saat ini, misalnya, adalah toko online. Pemanfaatan dunia maya untuk kepentingan perdagangan elektronik ini, makin diminati. Masyarakat tidak lagi harus ke sebuah toko riil untuk belanja barang. Hanya cukup melihat katalog barang yang terpampang di situs toko online, mereka bisa membelinya dengan memanfaatkan papan ketik komputer.

Pembayaran pun mudah. Cukup gesekkan kartu ATM dan transfer melalui ATM. Atau, bisa pula, memanfaatkan kemudahan internet banking. Jadi, ketika sudah ada barang yang dipilih,tinggal bayar melalui fasilitas perbankan. Perkembangan teknologi menimbulkan kepraktisan dalam berjual beli.

Teknologi menjadi kebutuhan masayarakat saat ini. Kala mesin ketik tidak menjadi jawara lagi, penjualan
komputer melonjak drastis. Berbagai aktivitas perkantoran mengganti aktivitas pembuatan laporan, dengan memakai komputer meja (desktop PC). Untuk mencetak laporan, cukup tekan tombol enter, dan keluarlah kertas laporan melalui mesin printer. Berjualan perangkat komputer (hardware) diyakini masih akan laku. Sekalipun, saat ini, penjualan laptop dan netbook sedang naik daun. Tapi, keberadaan personal computer (PC) masih dicari banyak orang. Belum semua keluarga di Indonesia melek dengan komputer. Ini peluang yang bisa digarap.

Hardware sudah. Dan, Anda pun bisa melirik pasar piranti lunaknya. Atau, sering disebut dengan software.
Jika Anda punya kemampuan dalam memprogram aplikasi komputer, kesempatan bagi Anda untuk  merangkai software bagi aplikasi di perkantoran. Anda bisa bekerja secara freelance untuk klien. Bisa juga, Anda membuat sauatu software yang akan jual secara massal. Resikonya, kemungkinan produk Anda akan dibajak jika terkenal. Tapi, itu bisa diakali dengan memperkuat pengamanan bagi software Anda.

Anda bisa juga berbisnis sebagai reseller. Di tengah gaung penggunaan software opensource, program Linux
menjadi favorit penjualannya. Sebagai pengganti software Windows yang berbayar, Linux perlahan  menggeser Windows dalam pemanfaatan sebagai sistem operasi komputer. Ini baru Linux, masih banyak banyak software lain yang bisa Anda jual. Misalnya, program Zahir Accounting untuk software akuntansi dan sebagainya.

Contoh bisnis terakhir dari dunia teknologi adalah bisnis recovery data. Bisnis ini menangani aktivitas pengembalian (backup) data yang hilang dari media penyimpanan, seperti harddisk komputer atau flashdisk.
Penyebabnya bisa bermacam, seperti kena virus, kelebihan power arus listrik, bad sector, dan sebagainya. Akibatnya, data tidak bisa dibuka, tidak bisa dibaca, flashdisk corrupt, harddisk nge-hang, hingga data menjadi tersembunyi (hidden). “Untuk kasus data kena virus, data bisa berubah ekstensi dari, misalnya, doc menjadi wmp, exp, atau exe,” kata Pitoyo, yang punya bisnis recovery data di Yogyakarta.

Nah, tugas dalam recovery data adalah mengembalikan data bermasalah tersebut menjadi wajar kembali. Sebagian besar, “penyakit” itu bisa ditangani dengan tingkat keberhasilan 90 persen. Sedangkan, kasus partisi hilang atau terformat, bisa dikembalikan hingga 100 persen. Jadi, sejauhmana tingkat keberhasilan dalam merecovery data, harus melihat dulu keparahan yang terjadi dalam kasus hilangnya data.

Bekal utama dalam menggeluti dunia recovery data adalah pengetahuan dasar tentang komputer, banyak membaca, dan berani mencoba. Karena, software yang dipakai tidak selalu cocok untuk tiap kasus yang ditangani. Bermacam metode harus dicoba guna mendapatkan hasil terbaik.

Pangsa untuk bisnis recovery ini adalah mahasiswa yang terbiasa memakai flashdisk atau media penyimpan lainnya, perkantoran, sampai pengguna komputer rumahan. Tarif yang dikenakan, bisa dilihat dari tingkat keparahan. Mulai dari Rp 10 ribu untuk mengatasi file hidden di flashdisk, sampai Rp 400 ribu untuk harddisk error yang parah. (Ilham/ berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar