Sabtu, 30 Juli 2022

5 Struktur Teks Anekdot | Hedi Sasrawan


Teks anekdot adalah cerita singkat yang mengandung unsur kelucuan yang biasanya mengenai orang penting berdasarkan kejadian sebenarnya. Meskipun terdapat pandangan lain bahwa teks anekdot tidak harus berdasarkan pada kenyataan (Rahmayanti dkk., 2015). Fungsi teks anekdot adalah mengkritik atau menyindir penguasa mengenai kebijakan, pelayanan, kejadian, dan fenomena dengan cara yang lebih menghibur sehingga menarik perhatian khalayak banyak (Setyorini, 2017). Struktur teks anekdot terdiri dari abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda (Kemendikbud, 2013). Berikut adalah penjelasan struktur teks anekdot. Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Abstraksi

Abstraksi atau gambaran umum adalah pendahuluan yang menyatakan secara ekslamasif gambaran umum teks anekdot. Biasanya pada bagian ini terdapat hal unik dalam teks anekdot (Warni, 2018; Azis, 2016; Sholekah dan Nuryatin, 2016).

2. Orientasi

Orientasi atau pengenalan adalah bagian yang berisi awal kejadian peristiwa atau konflik utama. Orientasi juga berisi latar belakang bagaimana suatu peristiwa bisa terjadi. Umumnya penulis akan bercerita secara detail pada bagian ini. Orientasi menjadi bagian yang menyebabkan timbulnya krisis (Warni, 2018; Azis, 2016).

3. Krisis

Krisis atau masalah/komplikasi adalah bagian dari inti teks anekdot yang mengandung hal lucu yang menggelak tawa (Warni, 2018). Krisis juga berisi hal yang unik yang terjadi pada penulis atau orang yang diceritakan (Azis, 2016).

4. Reaksi

Reaksi adalah tanggapan atas krisis dalam teks anekdot yang dapat berupa sikap mencela atau menertawakan (Warni, 2018). Reaksi juga dapat mengandung cara penulis menyelesaikan permasalahan dalam krisis (Azis, 2016).

5. Koda

Koda atau penutup adalah bagian penutup yang berisi kesimpulan yang menandai berakhirnya teks anekdot (Warni, 2018). Kesimpulan tersebut dapat berupa komentar, persetujuan, atau penjelasan atas teks anekdot. Umumnya dicirikan mengandung kata seperti akhirnya, itulah, atau demikianlah. Koda sesunggunya bersifat opsional, sehingga boleh dicantumkan atau tidak (Izzati, 2016). Koda juga dapat berisi perubahan yang terjadi pada penulis atau orang yang diceritakan dalam cerita (Sholekah dan Nuryatin, 2016).

Daftar Pustaka:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar