Sabtu, 30 Juli 2022

Jurus Jitu Menjadi Pengusaha Importir Yang Sukses

Menjadi pebisnis yang hidup dari memasarkan produk impor sekarang ini menjadi peluang yang menarik. Maklum, tingkat konsumsi produk di dalam negeri makin banyak dengan kebutuhan produk dan barang yang beraneka ragam. Sedangkan di luar negeri banyak produk bagus yang belum ada di Indonesia atau kalaupun ada harganya jauh lebih mahal. Sudah wajar bila kemudian terpikir untuk menjadi importir produk itu di Indonesia dan memasarkannya di Indonesia.  Saatnya pebisnis muda belajar bagaimana JURUS DAN TIP MENJADI PENGUSAHA IMPORTIR yang sukses  dan survive di bidang EXPORT-IMPORT (EXIM). 

Menjadi pengusaha importir bisa dilakukan siapa, tidak harus oleh mereka yang anak pengusaha. Juga tidak harus dilakukan pengusaha keturunan Tionghoa. Siapa saja bisa menggeluti bisnis ini. Yang penting mau belajar dan berani memulai, serta aktif membangun jaringan bisnis di luar negeri sebagai sumber pasokan barang yang akan diimpor dan jaringan bisnis dalam negeri untuk penjualan dan distribusi. 

Jurus Sukses Importir

Yang juga penting, memulai bisnisnya step by step. Jangan langsung bermimpi besar, langsung punya pabrik besar. Bisnis bisa dimulai dari mengimpor barang dagangan dari luar negeri yang punya pasar bagus di Indonesia. Jaman sekarang peluang bisnis banyak, yang penting ulet dan sabar menekuni sembari terus belajar.

Banyak  pengusaha yang sukses menjalankan bisnis impor, kulakan dari luar negeri. Lalu, jualannya melalui para agen di seluruh Indonesia yang ia tunjuk dan juga melalui jualan online di berbagai ecommerce dan market place seperti Shopee dan Bukalapak. Omset dia sudah miliaran per bulan.

Bisnis impor memang sangat menjanjikan dan sebenarnya memiliki peluang besar untuk dikerjakan oleh siapapun yang mau bekerja keras untuk sukses.  Pebisnis impor biasanya punya margin keuntungan yang bagus. Selain dari keuntungan yang besar, Anda pun bisa memperluas networking bisnis hingga ke mancanegara. Semakin banyak kolega bisnis di luar negeri, Anda bisa mendapatkan banyak tentang pengetahuan tentang impor yang Anda belum ketahui. Bisnis impor juga memiliki daya saing yang rendah, sehingga peluang Anda untuk sukses semakin besar

Untuk mencari produk yang diimpor, saat ini sumber informasi sangat banyak. Bisa melalui jaringan sosial media internasional, hingga ke pameran dagang.  Di China banyak sekali pabrik yang khusus dibuat untuk memproduksi barang dengan merek sesuai pesanan pembeli. Nyaris barang apa saja bisa diproduksi disana. Dari mulai casing HP sampai sandal dan perabot listrik.  

Namun untuk membeli dari barang dari luar negeri memang perlu hati-hati. Kita perlu pintar mencari penjual yang memberikan harga terbaik namun tetap menawarkan kualitas barang yang baik pula. Hal ini selain dapat menaikkan laba, juga bisa menghemat biaya pengeluaran untuk pembelian barang. Hal lainnya yang perlu diperhatikan ialah modal yang cukup. Salah satu hal yang menjadi tantanfan dalam bisnis ini ialah modal yang besar. Hal ini dikarenakan sebagai seorang importir, stok barang perlu selalu tersedia, agar pelayanan ke konsumen cepat dan menghemat pengiriman barang dari luar negeri.

Dalam hal pembayaran misalnya, kita butuh hat-hati dalam mengurusi LC/SKBDN Impor yang memberikan keamanan pembayaran bagi Nasabah karena pembayaran hanya dilakukan jika dokumen yang diterima telah sesuai dengan syarat dan kondisi LC/SKBDN. 

Hal pertama yang bisa dicoba adalah mencari tahu kebutuhan market dan jenis pasar yang akan disasar. Kita perlu memahami jenis pasar yang ingin dituju. Tujuannya agar saat memulai bisnis impor barang, cara pemasaran yang digunakan dapat berjalan dengan efektif dan tepat sasaran.  Namun, jika Anda belum mengetahui target pasar yang dituju, bisa dimulai dari bisnis yang kita sudah pengetahuan terhadap pasarnya. Kita mesti mempelajari apakah target pembeli untuk barang yang akan kita jual ini cukup luas atau tidak.

Pilih Jenis Produk yang Cocok dengan Target Pasar. Ada banyak jenis produk yang bisa diimpor dari China, seperti mainan anak-anak, produk fashion, produk kebutuhan rumah tangga, atau produk unik dan lucu. Pilih produk yang sesuai dengan target pasar yang telah anda tetapkan. Jika Anda mengkhususkan target pembeli kepada ibu rumah tangga, produk kebutuhan rumah tangga impor dari China bisa menjadi pilihan yang tepat. Produk kebutuhan rumah tangga dari China ini memiliki berbagai variasi, seperti peralatan dapur, pemotong buah dan sayur, hingga rak khusus dapur tersedia. Tinggal Anda cari produk China Home Daily yang ingin diimpor.

Sebaiknya untuk tahap awal, memulai dari impor barang yang memiliki durasi kadaluarsa yang panjang. Tidak gampang rusak dan jualannya sulit.  Lalu, belajarlah untuk memahami Peraturan Undang-Undang tentang Bisnis Impor. Jika Anda serius terjun dalam bisnis importir barang dari China, pastikan Anda memahami peraturan perundang-undangan Pabean di Indonesia dan di China. Jangan sampai Anda mengalami kerugian karena ketidaktahuan tentang peraturan dan hukum di Indonesia. Beberapa peraturan yang perlu anda pahami adalah ketentuan Impor barang kiriman, standarisasi dan penilaian keseuaian (SNI), dan badan pengawas obat dan makanan (BPOM). Selain berisiko kehilangan uang, Anda bisa ditangkap karena melakukan pengimporan yang tidak sesuai dengan undang-undang alias ilegal.

Pilih Produk yang Unik dan marketnya besar

Mengimpor barang palsu dapat menjadi masalah didalam negeri

Banyak perusahaan China memproduksi barang kw atau palsu dari barang-barang merek terkenal. Hindari mengimpor barang kw atau palsu. Tujuannya agar Anda tidak tersandung dengan masalah peraturan dan hukum tentang hak paten. Jangan sampai barang yang diimpor ke Indonesia disegel dan disita oleh Pejabat Bea dan Cukai. 

Bayangkan berapa banyak kerugian yang diderita atas penyegelan dan penyitaan? Oleh karena itu, pilihlah produk dengan merek asli China. Selain terhindar dari masalah hukum, Anda menjual produk impor otentik asli buatan China.

Cari Dan Riset Data Supplier yang Tepercaya Di Luar Negeri

Hati-hati terhadap penipuan. Permasalahan yang sering terjadi saat mencoba berbisnis impor barang dari China adalah kesulitan mencari supplier yang tepercaya. Banyak sekali importir yang terkena penipuan, Supplier tidak mengirimkan barang yang di janjikan kepada pembeli. Untuk menghindari risiko bertemu dengan supplier nakal, Anda bisa mengajukan trade insurance di aplikasi Aliexpress atau Alibaba.  Selain itu, pastikan supplier yang bekerja sama dengan Anda di marketplace tersebut memiliki reputasi baik. Hal ini biasanya ditandai dengan gold verified. 

Bangun Jaringan Market dan jalur distribusi dalam negeri

Pasar dalam negeri harus serius dibangun. Kembangkan jalur distribusi dan bangun beberapa agen. Jangan bergantung ke satu agen atau satu distributor saja. Karena kalau satu agen mati, maka tamatkan bisnis impor kita. Untuk manajemen resiko, bangun beberapa agen. Idealnya per kota ada satu agen. Kalau tak bisa, setidaknya tiap agen diberi wilayah pasar sendiri agar tidak saling kanibal. Carilah kawan yang sudah lama kenal dan jujur untuk menjadi agen. Kalau perlu bantu ia dari sisi permodalan, pengetahuan dan jaringan untuk membesarkan pasar di areanya. Mereka adalah ujung tombak dari market bisnis Anda.  Tunjuklah anak buah untuk mengelola masing-masing area agar bisa fokus. Berilah pelayanan pelanggan yang prima ke mereka. 

Gunakan Jalur Online

Jalur online baik untuk sourcing maupun penjualan semakin penting. Untuk jalur sourcing atau pembelian, media online Alibaba memiliki SOP yang terpercaya

Ada berbagai banyak jalur untuk mengimpor produk dari China. Salah satunya melalui jalur online. Dengan menggunakan jalur online, seperti jalur marketplace online, misalnya Alibaba.com, Anda bisa mendapatkan produk-produk China yang diinginkan. 

Selain itu, jalur online lebih praktis dan mudah. Anda tidak perlu mengurus berbagai dokumen atau membutuhkan prosedur apa pun. Biaya pengiriman barang untuk sampai ke Indonesia pun telah ditanggung oleh pihak toko online atau marketplace. 

Carilah 3-4 pemasok utama yang loyal dan bisa diandalkan. Kalau kita punya 4 sumber impor, akan membuat bisnis stabil dan bisa saling menutupi bila ada yg gagal. Jangan hanya bergantung satu pemasok dari luar negeri. Bila yaang satu itu collaps, perusahaan kita juga bisa ikut collaps. 

Bacaan Terkait : 

Mengintip "Dapur" Sukses Starbucks

rahasia dapur sukses starbucks

Sudah menjadi pengetahuan kita, Starbucks Corp adalah perusahaan kedai kopi terbesar di dunia saat ini. Jaringan kafe ini memiliki lebih dari 20.891 toko di 62 negara dengan hampir 13.000 di antaranya di Amerika Serikat saja. Perusahaan memiliki pendapatan lebih dari $ 14 miliar mempekerjakan lebih dari 170.000 orang di seluruh dunia. Banyak pebisnis di berbagai penjur dunia yang ingin tahu bagaimana sejarah Starbucks,  kenapa bisa besar, apa yang menjadi faktor sukses Starbucks dan bagaimana rahasia manajemen  Starbucks.

Di negeri kita ini jaringan Starbucks juga sudah ada dimana-mana, di mall-mall besar di Indonesia. Bahkan di sejumlah mall ada tiga outlet Starbuck di dalam mall itu. Misalnya di Mall Kelapa Gading, Mal Plaza Senayan dan Grand Indonesia yang disana masing-masing ada tiga outlet Starbuck dalam satu mall. 

Starbucks dimulai oleh tiga mantan mahasiswa Universitas San Francisco bernama Jerry Baldwin, Zev Siegl dan Gordon Bowker. Pada awalnya rencana bisnis mereka adalah menjual biji kopi dan peralatan pemanggangan berkualitas tinggi, namun  tidak menyangka dan tidak punya harapan kesuksesan yang besar dari bisnis kafe kedepan.  

Toko kafe pertama Starbucks pertama dibuka pada 30 Maret 1971 di Seattle, Washington. Toko pertama mereka berlokasi di 2000 Western Avenue dan menjual kopi biji utuh yang dipanggang hingga tahun 1976. Segera mereka memindahkan toko mereka ke 1912 Pike Place Market di mana mereka mulai menjual kopi espresso pada tahun 1986.

Peranan Howard Schultz 

Kesuksesan Starbucks yang menjadi pemain terbesar jaringan kafe dunia tidak lepas dari peran Howards Schultz. Memang, pendiri Starbucks adalah Jerry Baldwin, Gordon Baker, dan Zev Siegl, namun Schultz yang membuatnya menjadi perusahaan besar dunia. Ia memang bukan pendiri Starbucks tetapi ia yang punya ide dan strategi menjadi pemain global. 

Kisah Howard Schultz yang awalnya hanya karyawan hingga menjadi pemilik Starbucks patut disimak. Howard adalah sosok kreatif dan banyak ide yang membuat Starbuck besar dan mendunia. Ia yang membuat Starbuck menjadi pemain kafe kelas dunia dan ada di ratusan negara. Ia yang jago strategi pemasaran, bukan sekedar tahu cita rasa kopi.

  • Cara kerja dan seluk-beluk investor private equity
  • Sejumlah investor asing cari kongsi bisnis di Indonesia
  • 31 Cara Untuk Mengamankan Cashflow Perusahaan
  • Belajar Dari Pengusaha Muslim Terkaya Dunia, Azim Premji
  • Cari perusahaan yang berjalan baik untuk diakuisisi sahamnya
  • Cerita Di Balik Kisah Sukses Pemilik Jaringan Alfamart
  • Mengenal Cara Kerja Investor Private Equity
  • Cara Kerja dan Seluk-Beluk Investor Pre IPO
  • Howard Schultz lahir pada tanggal 19 Juli 1953 di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Ayahnya bernama Fred Schultz seorang pensiunan tentara dan ibunya bernama Elaine Schultz.

    Kondisi keluarga Howard Schultz sangat miskin ketika itu. Saat ia masih kecil, ia dan keluarganya pindah ke wilayah Tenggara Brooklyn. Ketika usia 12 tahun, Howard Schultz sudah bekerja sebagai loper koran  untuk membantu kehidupan keluarganya. Ayahnya bekerja sebagai seorang sopir truk dengan penghasilan pas-pasan. Ketika ia berumur 16 tahun, ia bekerja sebagai penjaga toko. Ia hanya bersekolah hingga SMA dan tidak melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi karena tidak memiliki uang yang cukup.

    Beruntung, Howard Schultz sangat pandai dibidang olahraga terutama olahraga basket dan juga sepakbola di sekolahnya. Ia kemudian menerima beasiswa sepak bola dari Northern Michigan University pada tahun 1970. 

    Setelah mendapatkan gelar bidang ilmu komunikasi dari Northern Michigan University pada tahun 1975, Howard Schultz kemudian mulai bekerja di Xerox Corporation dengan posisi sales representatif. Sebagai staff penjualan.  Setelah lama bekerja di Xerox, Schultz kemudian pindah kerja ke perusahaan asal Swedia bernama Hammarplast yg bisnisnya menjual peralatan pembuat kopi di Amerika. Schultz bekerja sebagai direktur penjualan untuk wilayah pemasaran Amerika Serikat.

    Pada tahun 1980an, Schultz kemudian mengunjungi salah satu pelanggannya yakni kedai kopi yang baru dibeli oleh Starbucks Coffee Company yang saat itu masih kecil di wilayah Seattle, Amerika Serikat. Schultz amat penasaran sebab pelanggannya tersebut banyak memesan plastik kecurut penyaring untuk membuat kopi. Ia juga takjub dengan semangat dari pendiri Starbuks dalam membuat kopi dan pengetahuannya tentang kopi.

    Meskipun perusahaan Starbucks kala itu masih sangat kecil dan hanya memiliki beberapa kedai kopi saja namun penjualannya tiap bulan menunjukan peningkatan yang bagus. Hal itu membuat Howard Schultz menjadi tertarik dengan Starbucks. Ia kemudian menelpon pendiri Starbucks kala itu yakni Jerry Baldwin dan memohon untuk dipekerjakan disana. Saat itu Starbucks sudah berusia 10 tahun. 

    Di Starbucks, Posisi Howard Scultz sebagai direktur pemasaran perusahaan kopi tersebut. Gaji yang ia terima lebih kecil saat ia bekerja di Hammarplast. Saat ia melakukan perjalanan bisnis di Milan, ia menyadari bahwa banyak kedai kopi di kota tersebut yang tidak hanya menyajikan sebuah kopi espresso yang bagus namun juga kedai kopi disana dapat dijadikan sebuat tempat untuk pertemuan. 

    Setelah kembali ke Amerika, Schultz kemudian membujuk pemilik Starbucks agar kedai kopi mereka bisa menawarkan kopi espresso bukan hanya kopi biasa, teh seperti yang biasa mereka tawarkan kepada pembeli. Schultz juga menyarankan agar Starbucks mengubah konsep kedai kopinya agar mirip seperti sebuah restoran dimana pembeli dapat bersantai menikmati kopi mereka.

    Namun usulan dari Schultz ditolak oleh Jerry Baldwin, alasannya mereka belum siap untuk masuk ke bisnis restoran seperti yang ditawarkan oleh Schultz. Akhirnya Schultz kemudian memutuskan untuk keluar dari Starbucks pada tahun 1985. Schultz kemudian bertekad mendirikan kedai kopi sesuai dengan keinginannya. Namun usaha tersebut tidaklah mudah. Modal yang ia butuhkan sebesar 400.000 dollar. Ia tidak mempunyai uang sebanyak itu. Disisi lain istrinya juga sedang mengandung anak pertama mereka yakni Eliahu Jordan Schultz.

    Pemilik Starbucks saat itu yakni Jerry Baldwin dan Gordon Bowker menawarkan bantuannya, Schultz juga menerima modal sebesari 100.000 dollar dari seorang dokter yang amat terkesan dengan usaha Schultz.

    Tahun 1986, Schultz akhirnya punya modal yang ia butuhkan untuk mewujudkan idenya. Kedai kopi pertamanya ia beri nama Il Giornale. Kedai kopi Schultz tidak hanya menawarkan kopi saja melainkan juga es krim. Kedainya juga menyediakan tempat duduk untuk menikmati kopi dan alunan musik khas Italia.

    Menjadi Pemilik Starbucks

    Dua tahun setelah kedai Il Giornale milik Schultz berdiri, manajemen Starbucks memutuskan untuk menjual unit bisnis Starbucks kepada Schultz senilai 3,8 juta dollar AS. Setelah menjadi pemilik Starbucks, Schultz kemudian mengganti nama Il Giornale  menjadi Starbucks. Setelah itu, ia kemudian bekerja keras memperluas jaringan kedai kopi Starbucks ke seluruh wilayah Amerika Serikat. Pengalaman serta pengetahuan Schultz dibidang pemasaran membuat jaringan kedai kopi Starbucks berkembang dengan pesat.

    Pada tanggal 26 juni 1992, Starbucks resmi melantai di bursa saham membuat kekayaan Schultz terus meningkat. Schultz juga menulis buku Pour Your Heart Into It: How Starbucks Built a Company One Cup at a Time. Buku keduanya berjudul Onward: How Starbucks Fought for Its Life Without Losing Its Soul.

    Sejak itu kedai kopi Starbucks terus menunjukan peningkatan yang pesat. Jaringannya terus tumbuh dibanyak negara.  Namun pada tahun 2008, Starbucks yang berstatus sebagai jaringan kedai kopi raksasa di seluruh dunia goyah. Manajemen bekerja dengan profesional.

    Hingga kemudian Howard Schultz kembali menjabat sebagai CEO Starbucks. Schultz kemudian menutup beberapa kedai Starbucksnya sebagai langkah antisipasi. Selain itu, ia juga rajin memberikan pelatihan ke karyawannya mengenai kemampuan dasar pengelolaan kopi.

    Setelah mengakuisisi saham Starbuck, ia lalu secepatnya mengembangkan bisnis dengan membuka gerai baru di luar Seattle ke seluruh dunia. Karena popularitas Starbucks yang cepat, Schultz berada di bawah tekanan untuk memulai lebih banyak toko secepat mungkin . Sejak itu Starbuck terus tancap gas ekspansi. 

    Pada tahun 2013 ia  mengambil alih seluruh operasi  Starbuck di dunia dengan fokus baru dalam membuka toko di negara-negara Asia Selatan dan Amerika Selatan. Starbucks populer untuk menjual berbagai jenis kopi tetapi juga menjual minuman dingin dan panas lainnya, sandwich, kue kering, dan makanan ringan.

    Starbucks juga berfokus untuk membuat produk lebih spesifik dengan budaya dan cita rasa lokal. Jadi juga menjual buku, musik, film dan es krim sesuai ketersediaan lokal. Dari menjual biji sangrai di tahun 1970-an hingga memiliki pendapatan bersih lebih dari $1 miliar memang merupakan pencapaian yang luar biasa. Howard Schultz telah berkontribusi pada strategi pertumbuhan agresif yang telah berhasil diikuti Starbucks untuk mencapai posisinya saat ini. Kini bisnis Starbuck terus berkembang. 

    Salah satu pelajaran dari Starbuck, terkadang dibutuhkan orang yang berbeda antara yang jago soal cita rasa menu dan orang yang ahli mengurusi pemasaran dan bisnis.  Starbuck, bila masih dipegang tiga pendirinya saja, belum tentu bisa menjadi pemain dunia. Ia mungkin menjadi pemain yang masih eksis tapi hanya di kota tertentu di Amerika.  Dalam berbagai bisnis, butuh kehadiran orang seperti Howard Schultz yang secara teknis mungkin ia tidak tahu sangat detil soal aroma kopi yang spesific, tapi ia tahu bagaimana membuat bisnisnya menjadi besar sehingga bisa terus berkembang, tidak mati dalam satu generasi. Ya, dalam bisnis memang butuh sinergi antara sejumlah tim manajemen dengan kompetensi yang saling melengkapi.  

    Bacaan lain: 

  • Ini Dia Raja Bisnis Minyak Goreng Dari Bekasi
  • Teladan Kepemimpinan Di  Perusahaan Tekstil Gistex
  • Pasangan Ini Sukses Membangun Jaringan Resto Takigawa
  • Kisah Sukses Pendiri Hotel Syariah Pertama di Medan 
  • Kisah Sukses Pendiri Red Bean Resto
  • Kiprah Lima Sekawan Besarkan Bisnis Pendidikan BSI
  • Robin Wibowo dan Bisnis Furniture Mewah Veranda
  • Strategi Sukses DataOn Memasarkan Aplikasi HR
  • Belajar Dari Pengusaha Muslim Terkaya Dunia, Azim Premji
  • Strategi Mars Group Bangun Rantai Pasok Cokelat di Indonesia
  • Belajar Dari Sukses Kosmetik Lokal Merek La Tulipe
  • Jago Membuat Software Akuntansi, Perusahaan Ini Punya Lebih Dari 50 Ribu Pelanggan

     Di dunia bisnis di Indonesia, nama Zahir Accounting sudah dikenal sebagai market leader untuk aplikasi akuntansi atau software akuntansi. Aplikasi ini dikembangkan oleh PT Zahir Internasional, perusahaan pembuat software yang didirikan oleh putra bangsa Indonesia sejak tahun 1996. Zahir Accounting ini sudah digunakan oleh lebih dari 10 ribu perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar. Bahkan produk software yang dibuatnya juga sudah punya banyak varian dan generasi. Perusahaan yang jago membuat software ini bisa menjadi salah satu  contoh bagi generasi muda dan pelaku bisnis di Indonesia bahwa perusahaan Indonesia juga bisa membuat software sendiri yang bagus. Kisah sukses software Zahir Accounting bisa menjadi inspirasi bagi kebangkitan pemain lokal. 

    Zahir kini dikelola sekelompok anak muda yang didukung programmer andal yang membuat produk hebat, punya tim implementasi yang berpengalaman membangun sistem di berbagai bisnis, dan staf dukungan pelayanan yang terbaik. Sejarahnya, Zahir itu sendiri dirintis oleh Fadil Fuad Basymeleh, yang waktu itu masih berstatus sebagai mahasiswa ITB jurusan Fisika angkatan 1991. Di pertengahan 1900-an, antara 1995 sampai 1996, Fadil menjalankan bisnis advertising (periklanan). Ketika mengelola bisnis periklanan itu ia butuh laporan instan yang cepat. Seperti ada pertanyaan, ‘hari ini utang berapa, sih?’ Atau pertanyaan lainnya terkait pencatatan keuangan. Ia mengalami kesulitan. Dari sana ia terpikir untuk membuat software accounting. Jadi awalnya berangkat dari kesulitan yang ia alami sendiri.

    Zahir, jagonya software akuntansi

    Ia dibantu teman-temannya akhirnya berhasil membuat software tersebut. Mulai 1996 sampai 1997, ia dan timnya mulai memasarkan software accounting tersebut. Cita-cita baik mereka rupanya tak bertepuk sebelah tangan. Satu demi satu, mulai banyak yang berminat menjadi user produk software-nya. Rupanya banyak perusahaan small and medium enterprise yang mempunyai kebutuhan dan kesulitan yang sama. Zahir membuat terobosan dengan mengembangkan aplikasi accounting yang simpel, mudah digunakan, namun powerfull.

    Singkat cerita, perkembangan Zahir Accounting bak roket. Tumbuh cepat. Sebagai leader, Fadil juga aktif mempromosikan produknya di berbagai ruang dan forum. Dari 1996 sampai 1999, bisnisnya terus growing baik. Tak heran, pada 2000  kantor pindah dari Bandung ke Jakarta. Di Jakarta pun terus berkembang dan sejak 2004 juga ekspansi dengan membuat kantor di beberapa daerah, seperti di Surabaya, Yogyakarta, Malang, dan sekarang sudah lebih dari 30 kota di Indonesia. Bahkan pelanggannya juga ada kalangan perusahaan Timur Tengah, Jepang, Italia.

    Manajemen Zahir Accounting yakin kedepan potensi pasar industri software masih sangat baik. Pada awal kelahiran Zahir pada 1996-1997, pebisnis Indonesia melihat teknologi bukan bagian yang penting dari bisnis. Namun, kalau sekarang seiring berkembangnya telepon pintar, orang semakin sadar bahwa teknologi tak bisa dipisahkan dari bisnis. Pasar accounting software pun tumbuh dengan luar biasa. Kalangan pengelola usaha semakin sadar dan membutuhkan software untuk mengambil sebuah keputusan yang cepat. Sehingga tidak ada penolakan dari penggunaan software. Dengan menggunakan software, semua transaksi tercatat dan dalam mengambil keputusan pun lebih cepat.

    Selama ini Zahir fokus di software accounting. Dengan fokus pada software accounting, diharapkan akan terus berkembang di sisi software-nya. Manajemen Zahir berpikir agar bagaimana dari hari ke hari software ini semakin mudah, powerfull dan dimengerti, serta membantu pengusaha dan entry user. Kami juga berusaha agar dekat dengan pelanggan. Sekarang ini calon suer sudah bisa dengan mudah membeli software online. Namun juga  memberikan training bagaimana cara menggunakan software tersebut, bagaimana kalau ada troubleshooting pun bisa langsung ditanyakan.

    Sudah lebih dari 5 tahun Zahir merilis produk Zahir Online. Sebelumnya produk Zahir berbasis desktop, di PC, laptop. Makin ke sini, ada internet dan Indonesia yang memiliki wilayah luas dan kepulauan menjadi tantangan tersendiri untuk kami. Bagaimana perusahaan bisa mengelola keuangan perusahaan di beberapa tempat yang terpisah dengan jarak dan pulau. Zahir Online yang berbasis web memberikan kemudahan bagi pelanggan. Ketika mereka butuh pengelolaan yang terintegrasi online, mereka langsung bisa menggunakan. Bahkan juga sudah menggunakan pola cloud. 

    Zahir Accounting ini sudah berevolusi dan kini makin komplit. Dulu Zahir Accounting versi 1.0 dibuat kali pertama pada tahun 1996. Selanjutnya pada tahun 1997 ia dikembangkan ke versi 2.0 dan dipasarkan mulai tahun 1999.  Seiring dengan semakin tingginya kebutuhan perusahaan akan software bisnis, pengembangan software Zahir ke versi-versi berikutnya dan layanan purnajual pun terus dilakukan secara berkesinambungan. PT Zahir Internasional telah menciptakan berbagai edisi software yaitu Zahir Accounting 6, Zahir Point of Sale (POS) 6, Zahir POS Mobile, Zahir Report Server 6, Zahir Sales Order Mobile, Zahir Enterprise Plus, dan Zahir Online. Kami menyebutnya sebagai The Best Business Management Software.

    Zahir Accounting telah digunakan oleh lebih dari 30.000 perusahaan berskala kecil, menengah, dan besar dengan 50.000-an pengguna (user/ lisensi) di Indonesia serta mancanegara. Jumlah itu pun senantiasa bertambah. Kini Zahir telah banyak tersebar di lebih dari 30 kota di Indonesia berupa kantor pusat dan cabang, gerai, agen, dan reseller.

    PT Zahir Internasional juga banyak membantu bidang pendidikan dengan giat menyediakan software Zahir Accounting ke sekolah menengah (SMA/ MA/ SMK) dan perguruan tinggi sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/ CSR). Sampai dengan saat ini Zahir Accounting telah digunakan di lebih dari 30 perguruan tinggi ternama di Indonesia.

    Zahir telah memperoleh beberapa anugerah di tingkat nasional sebagai bukti nyata kesungguhan mengembangkan mutu produk dan layanan purnajualnya, di antaranya Penghargaan APICTA Indonesia oleh Menkominfo tahun 2002-2004, Penghargaan Presiden RI tahun 2003, Penghargaan Enterprise 50 tahun 2006, Juara Pertama Teknopreneur Award tahun 2008, dan Best Choice Award tahun 2013. Selain itu, PT Zahir Internasional juga telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 pada tahun 2010.

    Tentu saja Zahir bisa menjadi contoh bahwa anak muda lokal juga bisa membuat software bisnis yang handal dan bisa berkembang baik. 

    Bacaan Terkait: 

    Pemilik Alfamart, Bukan Lulusan Perguruan Tinggi Top, Kisah Sukses Bisnisnya Menarik

     Pendidikan tinggi bukan jaminan  untuk menjadi pengusaha sukses. Tengoklah pendiri jaringan ritel Alfamart yang BUKAN orang kuliahan. Saat ini warga kota atau desa di Indonesia umumnya tahu jaringan toko ritel Alfamart. Jaringan toko Alfamart dan Alfamidi memang ada dimana-mana, jumlah tokonya sudah lebih dari 15.000 outlet toko. Perusahaan ini  membukukan penjualan puluhan triliun tiap tahunnya. Tak heran bila pemilik dan pendiri Alfamart ini, Djoko Susanto, kini termasuk sebagai salah satu dari 50 orang terkaya di Indonesia. Yang menarik dipelajari dari suksesnya ada banyak hal. 

    Djoko Susanto, pendiri Alfamart, sukses bukan karena ijazah

    Djoko Susanto itu lahir dari keluarga besar yang ayahnya adalah keturunan Tionghoa. Ia lahir dengan 10 bersaudara. Orang tuanya berprofesi sebagai pedagang dan pemilik kios ukuran kecil. Kios milik orang tuanya berlokasi di Pasar Arjuna, Jakarta. Djoko sudah mulai terlibat membantu kerja di toko milik orang tua sejak kecil, dan pada usia 17 tahun telah memulai bisnis.

    Yang unik, Djoko yang punya nama Tionghoa Kwok Kwie Fo itu tidak melanjutkan sekolah dan memilih untuk menjaga toko orang tuanya sejak kecil. Ia giat untuk berdagang dan tidak malu walaupun bukan lulusan dari perguruan tinggi terkemuka. Ya, Djoko Susanto memang hanya sekolah sampai kelas 1 SD karena langsung membantu usaha toko milik orang tua. 

    Djoko adalah sosok pekerja keras. Walaupun ia bukan lulusan perguruan tinggi, namun ia belajar dari lapangan langsung. Ilmu-ilmu bisnisnya ia temukan di lapangan, saat ia menjalani bisnis dan dagang tersebut. 

    Ia sangat sungguh-sungguh dalam membantu pengelolaan toko kelontong milik orang tua. Ia kelola dan perbaiki manajemennya,  hingga akhirnya punya ratusan lokasi cabang toko di pasar-pasar tradisional. Tapi apa daya, usaha yang berkembang pesat di Pasar Arjuna terkena musibah. Tahun 1976 musibah kebakaran menerpa kios Djoko di wilayah pasar Arjuna sehingga ludes terbakar, hingga modal 80-90 persen miliknya habis begitu saja.  

    Ia mengalami sedih dan tangis. Modal-modalnya ikut terbakarnya disana. Tapi hidup tidak boleh berhenti. Djoko Susanto muda tak mau lama larut dalam kesedihan. Kejadian musibah itu menjadi pengalaman buruk yang justru menjadi pelecutnya untuk bangkit. 

    Ia pun mulai mencoba bangkit dari kesedihan dengan menghidupkan kembali usaha dagangnya. Tidak mudah menghilangkan pilunya. Tapi ia merasa harus bangkit. Ia pun lalu pelan-pelan mengembalikan tokonya dan membangunnya, serta menghubungi jaringaannya bahwa ia sudah mulai aktif bisnis kembali.  Berkat kerja kerasnya, tak butuh waktu lama untuk bisa bangkit dan menyamai level sebelum terbakar.  

    Setelah  usahanya balik seperti keadaan awal, ia mulai melirik jasa perdagangan/jualan rokok. Menurutnya, kala itu rokok menjadi barang yang selalu laku dan banyak peminatnya. Produk yang sangat fast moving di market. Sangat mudah untuk menjualnya.

    Itulah salah satu kunci sukses dari cara dagang Djoko, berjualan pada produk yang memang konsumen sudah punya tarikan kuat. Konsumen memang sangat butuh produk itu sehingga dengan promosi yang minimal pun konsumen tetap mencari produk itu. Jadi sebagai pedagang tinggal melakukan inovasi-inovasi sampingan supaya dagangannya yang dipilih. 

    Usaha dagang rokok ia kembangkan dengan membuka jaringan baru. Ia melakukan suatu perubahan agar bisa diterima mitra-mitra pengecer. Pendekatan yang tepat dengan para pengecer dan mitra-mitra bisnis membuat rokok yang dijual Djoko juga laku. Ia bahkan disebut sebagai bintang baru di bidang distribusi rokok. Tak heran bila kemudian Putera Sampoerna, pemilik pabrik rokok HM Sampoerna Group, tertarik meminang Djoko sebagai mitra distribusinya. Setelah melalui percobaan buka 15 outlet di Jakarta, Putera Sampoerna kemudian yakin bahwa Djoko memang sangat capable.

    Dari sana kemudian keduanya membentuk perusahaan patungan di bidang distribusi, PT Panamas, tahun 1985. Putera Sampoerna yang saat itu sudah konglomerat punya 70% saham, sedangkan Djoko yang saat itu belum menjadi pengusaha besar, diberi saham 30%. Di saat yang sama, sejak 1989, karena saking percayanya dengan Djoko, Putera Sampoerna bahkan meminta Djoko agar duduk sebagai direksi di perusahaan rokok milik Putera, PT HM Sampoerna.

    Kolaborasi Djoko dan Putera Sampoerna ini berjalan manis. Sehingga keduanya kemudian sepakat mengembangkan jaringan bisnis ritel minimarket yang kemudian menjadi cikal bakal Alfamart. Dalam patungan bisnis ini, Djoko juga masih sebagai pemegang saham minoritas karena 70% dikuasai Putera yang saat itu sebagai  pemodal utama. 

    Kerjasama Putera dan Djoko ini sukses besar. Inilah yang kemudian menjadi embriyo dari jaringan ritel Alfamart. Karena, untuk menjangkau kalangan menengah ke bawah yang mencari harga murah dan kenyamanan, tahun 1994 keduanya membuka Alfa Minimart yang kemudian berganti nama menjadi Alfamart. Tadinya Djoko akan menamakannya Sampoerna Mart, tapi kemudian memilih Alfa, yang  lebih mudah untuk dikenal.

    Alfamart berani membuat konsep yang berbeda. Melakukan inovasi. Di tahun itu masih sedikit toko yang modern yang nyaman untuk belanja. Apalagi kelas toko kecil. Umumnya dikelola dengan model toko kelontong yang semrawut.  Asal ada barang dan penataannya asal, acak adul.  Konsep toko ritel yang dibangun dan dikelola Djoko itu menarik dan itulah kenapa bisa sukses dan berkembang. Konsepnya modern store tapi dekat dengan warga, dan menjual kenyamanan. Makanya disebut convenient store. Toko yang nyaman, pakai AC, bersih, menjual produk-produk dengan kemasan yang rapi, bersih, dan pelayanan ramah.  Orang yang biasa berbelanja di warung tradisional berasa naik kelas, ada unsur gengsi. 

    Barang-barang dagangan di toko ditata dengan rapi, dikelompokkan secara konsisten sehingga konsumen mudah mencari dan memilih. Setelah itu, pembukaan outlet juga diberi kesempatan kepada masyarakat untuk membeli dan memiliki toko dengan model franchise. Itulah yang membuat Alfamart cepat berkembang, terlebih dibantu modal oleh Putera Sampoerna. Tak bisa dicegah, jaringan Alfamart kemudian tumbuh makin meroket.

    Pada tahun 2005, Putra Sampoerna memutuskan menjual perusahaan rokoknya ke Phillip Moris.  Dalam hal ini Putera menjual perusahan rokok dan para anak perusahaannya, termasuk 70 persen saham di Alfamart, kepada Philip Morris, sebesar 5 miliar dollar AS. Djoko tidak punya dana untuk membeli saham yang dimiliki 70% saham itu karena dana Djoko saat itu belum mencukupi. Masih sangat terbatas. Tapi Djoko Susanto punya cara, yakni berkolaborasi dengan pemodal kuat yang mengelola uang investasi.

    Djoko Susanto kemudian membeli saham itu setelah sekian tahun karena ia sudah bisa menabung dan mencari sumber keuangan lain. Strategi ini juga menjadi kunci sukses Djoko yang sampai sekarang tetap menjadi pengendali Alfamart, perusahaan yang memang ia yang mendirikan. Ia bisa mencari investor private equity yang mau diajak investasi untuk sama-sama untung. Win-win. Sejak mengendalikan Alfamart, Djoko Susanto terus gerak cepat menambah ratusan mitra pemodal waralaba. 

    Ia juga terus membangun merek Alfamart sehingga makin dikenal di market. Tak heran bila kini jumlahnya sudah lebih dari 17.000 lokasi. Dan Djoko Susanto pun kini sudah menjadi salah satu orang terkaya Indonesia. Djoko juga sudah masuk ke bisnis lain. Bahkan walaupun ia bukan lulusan perguruan tinggi, namun ia kini sudah mendirikan universitas sendiri dengan biaya murah, yakni Universitas Bunda Mulia yang banyak diminati warga tak mampu.

    Jadi, jangan remehkan usaha dagang toko. Yang membedakan ialah visi kalian. Kalau anda punya satu toko lalu puas dan bermalas-malas, ya tokonya akan segitu-gitu saja. Tapi kalau kalau kalian punya usaha toko, lalu punya visi bisa mengembangkannya punya 40 atau 50 toko dan dikelola profesional, maka itu akan bagus dan bisa memperkerjakan banyak orang. Akan bisa membantu sesama. Jadi,  mulailah dengan meluruskan visimu. 

     #pemilik alfamart #siapa pemilik alfamart #pendiri alfamart #kisah sukses alfamart

    Carbon Trade, Indonesia's New Lucrative Business, Some Concession Holders Start Looking For Investors

    Indonesia Carbon trade business welcoming investors 

    The Indonesian government is now in finalize preparing a presidential regulation as the legal basis for carbon trading. The Indonesian government talks about the potential revenue from carbon trading. Various regulations to support the realization of this application are currently being discussed. The Ministry of Environment and Forestry (KLHK) projects an additional revenue of Rp 350 trillion through the sale and purchase of carbon credits. This is because the peatlands and forests owned by Indonesia as carbon sinks have a very wide scope. Indonesia is very rich of green forest.

    Carbon trade is a compensation provided by industrialized countries (carbon producers) to pay for environmental damage due to carbon dioxide (CO2) smoke to forest-owning countries (carbon sinks). The carbon trading mechanism has become a solution in several countries in reducing greenhouse gas emissions.

    The Coordinating Minister for Maritime Affairs and Investment Luhut Binsar Pandjaitan previously mentioned that Indonesia has the potential to become a superpower without carbon emissions. This is due to its large potential in renewable energy resources. Advertisement “Indonesia has 7.5 million hectares of peatland, 3.1 million hectares of mangrove, and 180 million hectares of forest that contribute to the absorption of world carbon gas,” Luhut said some time ago.

    The Indonesian government is currently exploring opportunities to find buyers in the carbon trading business. These potential markets are in the United States (US), Europe, China, and Vietnam, which have limited forest area. The carbon-neutral aviation fuel made from sunlight and air Last July, the Minister of Environment and Forestry, Siti Nurbaya, said that a presidential regulation or Presidential Regulation as the legal basis for carbon trading is targeted to be completed by August this year.

    The Presidential Regulation on carbon trading has been drafted since 2019. Currently, the draft regulation is being discussed at the Cabinet Secretariat and Ministry of State Secretariat levels. The draft Perpres will soon be brought to the Ministry of Law and Human Rights for discussion between ministries. “The process has long been prepared,” said Siti Nurbaya some time ago. Siti said the regulation would regulate three schemes in carbon trading, namely cap and trade, result based payment (RBP), as well as carbon offsets. The tax on carbon has not been included in the Presidential Regulation because the determination of the tax on carbon must be based on the mandate of the law.

    What is certain, all people are very confident that the realization of the carbon trade business is only a matter of time. Everyone is sure that this business will start soon because many global buyers are also waiting. Moreover, Indonesia is indeed rich in green forest assets and peat forests.

    A number of entrepreneurs related to the author are also currently preparing to work on this carbon trade business because they already have forest management concessions and only need to take care of a few more permits as a requirement. They have forest concessions ranging from 30 thousand hectares, 35 thousand hectares to 50 thousand hectares. Carbon trade is good business due to it will drive to save forest and green environment in the world. That is very good for our earth. 

    For foreign investors who are interested to do the business in Indonesia and keen to invest into the carbon trade business and becoming an equity partner, please contact me, so I can introduce you to my entrepreneurs who are working on this carbon trade business.

    Thank much. Regard

    Chat to my number, M/WA : +6281 384 160 988 (Adhi)

    Kisah Sukses GRC Board Di Bisnis Bahan Bangunan

    GRC Board sukses di bisnis bahan bangunan


    Bagi para pelaku bisnis konstruksi dan bangunan sipil, biasanya kenal papan semen pengganti tripek merek GRC Board. Merek ini memang merupakan produk papan semen fibreglass (glass-fibre reinforced cement)  yang sangat dikenal di Indonesia dan bahkan bisa disebut sebagai market leader. Merek ini mendominasi pasar. Yang menarik, ini merek lokal yang sukses menjadi generic brand. Tentu menarik mengupas bagaimana kiat dan strategi GRC Board, dan siapa tokoh yang membesarkan merek ini sejak awal hingga berjaya di bisnis bahan bangunan hingga sekarang.

    Sukses GRC Board dicapai melalui sebuah perjuangan yang tak instan. Sukses GRC Board merupakan buah dari kesabaran serta kejelian keluarga Richard Sugianto sebagai pendiri ( founder) dalam melihat peluang pasar. GRC Board sudah diperkenalkan keluarga Richard, pemilik PT Bangunperkasa Adhitamasentra (BA) yang mengembangkan merek GRC Board,  sejak tahun 1992.  Ketika itu produk papan semen fibreglass sama sekali belum dikenal di Indonesia. 

    Maklum, waktu itu, produk yang dipakai sebagian kecil masyarakat adalah papan gipsum atau triplek. Namun Richard punya visi bahwa produk papan semen fibreglass ini bisa dipasarkan di Indonesia dan punya potensi besar menggantikan penggunaan papan kayu dan tripleks. Apalagi di luar negeri, khususnya di Jepang, papan semen fibreglass sudah cukup populer digunakan sebagai salah satu bahan bangunan penting.

    Pada tahun 1992 itulah keluarga Richard didukung pemegang saham lainnya memutuskan mendirikan BA untuk menggarap bisnis produk inovatif asal Jepang tersebut. Namun, tentu saja BA tak bisa langsung beroperasi dan memproduksi karena harus dilakukan sejumlah persiapan. Waktu persiapan yang dibutuhkan sekitar dua tahun, dari 1992 hingga 1994, terutama untuk pembangunan pabrik dan pengadaan mesin-mesin. Sekadar catatan, meski papan semen fibreglass ini hasil inovasi Jepang, teknologi pembuatannya juga telah berkembang di Taiwan. Dan, alih teknologi BA pun berasal dari Taiwan, bukan dari Jepang. Tenaga-tenaga ahli BA juga didatangkan dari Taiwan. 

    Tahun 1994, setelah melalui fase persiapan, BA mulai memasarkan produk papan semen fibreglass. Menariknya, BA tak memulainya dengan mengimpor, melainkan langsung memproduksi sendiri di Indonesia. Merek pertama yang dilempar ke pasar adalah GRC Board. Pada tahap awal, Richard Sugianto sebagai sang pemilik utama turun langsung membangun pasar – sekarang, yang justru lebih aktif adalah Veronica, istri Richard.

    Pada fase awal, BA sempat mengalami kondisi sulit pada saat mulai mengembangkan GRC Board. Produknya tak langsung diterima pasar mengingat konsumen lebih familier menggunakan papan kayu biasa atau tripleks. Apalagi harga fibreglass yang ditawarkan lebih mahal dibanding harga papan dan tripleks. Misalnya, bila produk GRC harganya Rp 19 ribu, sedangkan tripleks cuma Rp 11 ribu. Namun manajemen BA tak putus asa melihat sambutan awal yang belum kondusif tersebut.

    Justru menjadi tugas tim BA bagaimana mendidik masyarakat agar memahami apa itu papan semen, apa keuntungan dan kerugiannya. Manajemen BA yakin bisa sukses sebab ada beberapa keunggulan yang ditawarkan produk jenis ini, yakni: lebih ringan, tahan lembab, tak mudah lapuk, tahan terhadap jamur dan rayap, mudah dalam penggunaan, pemasangan dan perawatan, tahan terhadap cuaca, serta sangat baik untuk sistem partisi kedap suara. Selain itu, produk ini pun dinilainya gampang diaplikasi sebagai plafon, partisi, pembungkus (cover) kolom pada interior, dan lain-lain.

    Berbekal optimisme itu, BA kemudian tak lelah melakukan edukasi pasar alias promosi. Caranya mulai dari promosi door-to-door (dari toko ke toko), mengikuti pameran properti, dan memberikan pelatihan yang dilakukan untuk mempromosikan produk baru. Setiap bulan BA juga mengundang sejumlah orang dari berbagai kalangan (perusahaan) yang menjadi target pasar, mulai dari pengembang properti, para tenaga penjualan properti, calon agen penjualan, hingga ke masyarakat yang potensial menjadi pengguna langsung (end user). Promosi ATL mulai dilakukan dengan beriklan di radio. Kegiatan ini dilakukan terus-menerus pada tahap awal memulai bisnis papan semen fibreglass ini.

    Ternyata, berkat kesabaran dan upaya yang gigih, pelan-pelan konsumen mulai kenal dan mencoba GRC Board. Momentum pertumbuhan BA justru di tahun 1997 ketika krisis ekonomi mulai menerpa Indonesia. Saat itu, ketika banyak perusahaan mengalami penurunan kinerja bahkan ada yang sampai gulung tikar, BA justru mulai mendapatkan kepercayaan pasar. 

    Sehingga, saat krismon, perusahaan ini tak hanya bisa bertahan tapi justru mengalami perkembangan pesat. Salah satu pemicunya, harga papan dan tripleks naik karena pasokan kayu menipis. Harga papan kayu yang sebelumnya lebih murah, langsung menjadi setara dengan harga papan semen fibreglass. Maka, papan semen pun menjadi pilihan alternatif para pengusaha properti dan end user.

    Manajemen BA tak langsung puas dengan kondisi itu. Seiring sambutan positif konsumen, manajemen BA terus menggalakkan pemasaran. Promosi, baik ATL maupun below the line (BTL) dilakukan. Untuk BTL, BA rajin mengadakan road show ke kota-kota potensial di Indonesia, antara lain Medan, Padang, Batam, Bintan, Jambi, dan Bangka. Di kota-kota itu biasanya diadakan acara bertajuk “Malam Hiburan Bersama GRC Board”. 

    Acara itu selain menjadi ajang promosi dan pengenalan produk baru, juga diposisikan sebagai event untuk program loyalitas, karena biasanya BA memberikan hadiah kepada para mitranya. Di luar itu, BA pun rajin mengadakan pameran-pameran, memberikan gimmick, dan mengadakan pelatihan untuk mengedukasi pasar. Sementara untuk promosi ATL, GRC Board menjadi sponsor utama acara “Bedah Rumah” di sebuah stasiun TV dan beriklan pula di radio.

    Kini, tak salah bisa menyebut BA dengan GRC Board adalah memimpin pasar. Konsistensinya dalam menggarap pasar mengantarkannya menjadi pemain kuat. Saat ini, produk BA diserap end user dan pelanggan korporat (20%) dan ekspor (10%). Cakupan pemasaran BA pun tak hanya di Jawa, melainkan sampai pula luar Jawa seperti Sumatera, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi – untuk Indonesia Timur dipasok dari Surabaya. BA kini membawahkan ribuan toko mitra di berbagai wilayah di Indonesia yang menjadi ujung tombak pemasarannya. 

    Manajemen PT Bangunperkasa Adhitamasentra (BA) tak menyia-yiakan momentum. Krismon bukan tiarap, melainkan justru tancap gas memasarkan produk papan semen fibreglass. Upaya BA memasarkan merek andalannya, GRC Board, terbilang sangat serius. Khususnya melalui program promosi above the line (ATL) – seperti mensponsori variety show “Bedah Rumah” di sebuah stasiun TV – ataupun langkah mengembangkan jaringan distribusi.

    Dan hasilnya memang tak bisa dibohongi.  Penetrasi GRC Board di market semakin  kuat. Sejumlah pengembang properti besar seperti Lippo Cikarang, perumahan yang dibangun Grup Agung Podomoro dan Grup Duta Putra, Perumahan Permata Depok, Bank Mega, dan sederet nama lainnya, menggunakan GRC Board. Bahkan produk GRC ini juga sudah diekspor ke sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, Australia, Dubai, dan Afrika.  PT BA memiliki pabrik di kawasan Citeureup, Bogor dengan luas 6,5 hektare.

    Kini setelah sukses memasarkan merek GRC Board yang merupakan produk pionir papan semen di Indonesia, perusahaan ini tak merasa puas dan berhenti mengembangkan bisnisnya. PT BA rupanya juga sudah memproduksi dan memasarkan tiga merek lainnya, yakni: Fiberflat, Superpanel, dan Superplank. Hanya saja, sejauh ini GRC Board masih merupakan merek andalannya. Yang pasti, walau sudah sukses, GRC tetap aktif berpromosi baik melalui media-media ATL maupun BTL melalui berbagai event. Dan juga promosi melalui media-media terkini di dunia digital dan medsos. 

    #kisah sukses GRC Board #strategi pemasaran GRC Board #kiat sukses GRC Board #bahan bangunan 

    Bacaan Terkait: 

    Dimulai Dari 3 Orang, Koperasi Syariah Ini Beraset Rp 1,2 Triliun

    Siapa bilang umat Islam lemah dalam berbisnis dan berdagang. Semua tergantung visi, kesungguhan, komitmen dan kesediaan bekerja keras dari para subyeknya. Sudah banyak yang membuktikan bahwa organisasi usaha yang dibangun komunitas muslim juga bisa sukses dan berkembang. Tengoklah Koperasi KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera yang berpusat di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. 

    Diam-diam, koperasi syariah ini sudah membukukan aset Rp 1,2 triliun. Luar biasa. Jelas, ini bukan angka yang kecil. Menarik belajar dari kiat dan kisah sukses koperasi syariah ini, apalagi awalnya mereka hanya dikelola oleh 3 orang sarjana yang ketiganya bukan lulusan dari fakultas ekonomi.

    Didirikan tahun 1996, koperasi syariah ini dirintis oleh beberapa pemuka Muslim di Rembang, seperti H. Aris Munandar, H. Wiratmoko, dan H. Nowohadi TS. Mereka bervisi  untuk tidak hanya berpikir dan beribadah mahdoh, namun juga ingin melakukan amal sholih yang dapat bermanfaat untuk orang banyak. Maka kemudian dicoba rintislah sebuah Lembaga Keuangan Mikro yang dapat memberdayakan umat untuk mencapai kesejahteraan. Ide itu kemudian gayung bersambut dengan ICMI Rembang yang saat itu didirikan yang kemudian organisasi itu membantu menjembatani unit usaha baru ini. 

    Saat itu lalu ditunjuk dua orang, yakni H. Muskuri Zuhdi Lc, seorang Kyai di Rembang,  untuk mendirikan BMT di wilayah Rembang (sekarang BMT Shohibul Ummat).  Adapun H. Abdullah Yazid seorang Kyai yang juga pedagang kelontong di Pasar Lasem, mendirikan BMT di wilayah Lasem (sekarang bernama KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera/BUS).  Kedua kyai itu menjadi pilar berdirinya BMT di Kabupaten Rembang yang didorong oleh ICMI. 

    Koperasi Bina Ummat Sejahtera (BUS)  itu sendiri didirikan pada tahun 1996 dengan berbadan hukum Koperasi Serba Usaha (KSU).  Menarik, dibawah kepengurusan H. Abdul Yazid pada awal berdirinya, BMT BUS hanya dikelola oleh 3 orang sarjana yang mana ketiganya bukanlah lulusan dari ekonomi. Ketiga orang tersebut adalah Drs. Ahmad Zuhri dengan latar belakang pendidikan keguruan, Drs. Saifudin dengan latar belakang pendidikan publistik, Drs. Rokhmad dengan latar belakang  pendidikan ilmu syariah. Meskipun dari ketiganya tidak ada yang berlatar belakang ekonomi namun berkat kekuatan niat dan semangat berhasil  menghantarkan BMT Bina Umat Sejahtera menjadi lembaga yang saat ini mampu bersaing di kancah perekonomian nasional.

    Ketika awal didirikan, fokus utamanya menentukan segmentasi pasar yang tepat. BMT Bina Umat Sejahtera ini sengaja fokus menggarap para pedagang di pasar tradisional yang berada pada kelompok menengah kebawah. Pasalnya, kelompok ini rentan akan praktek hutang renternir, dimana mereka menggunakan pinjaman modal dari para pemilik uang dengan bunga yang relatif tinggi yang tidak sesuai dengan syariat islam. Ketiga tokoh diatas untuk mendirikan BMT Bina Umat Sejahtera dalam rangka ingin membangun ekonomi yang syariah.

    Menarik, koperasi ini awalnya hanya bermodal Rp 2 juta dari pengelola yang berjumlah 3 orang. Ketiganya keluar-masuk pasar untuk memberikan bantuan permodalan dengan menggunakan sistem bagi hasil. Perilaku sistem bagi hasil ini ternyata menarik minat para pedagang kecil mereka seolah mendapatkan angin segar dan perlahan melepaskan diri dari praktek renternir. Berkat kegigihan dan semangat yang dimiliki oleh para pengelola, perlahan namun pasti menunjukan pertumbuhan yang signifikan baik dari segi jumlah anggota yang dilayani maupun nominal pembiayaan yang diberikan. 


    Selain memberikan pembiayaan, para pengelola juga memberikan edukasi kepada para anggota agar menyisihkan hasil usaha sebagai simpanan yang digunakan untuk kepentingan yang tidak terduga. Edukasi ini membuat banyak anggota pembiayaan yang awalnya hanya mempunyai pembiayaan, pada akhirnya juga mempunyai simpanan, mungkin simpanan yang mereka miliki tidak terlalu besar akan tetapi mereka para anggota sudah ikut serta dalam peningkatan aset yang dimiliki BMT Bina Ummat Sejahtera. 

    Dengan berjalannya waktu badan hukum yang semula KSU ini kemudian disempurnakan menjadi Koperasi Simpan Pinjam (KSPS). Kemudian disempurnakan lagi menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal wat Tamwil “Bina Ummat Sejahtera” atau yang biasa kita kenal dengan nama KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera. 

    Kini KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) sudah menjelma menjadi salah satu koperasi syariah terbesar di Indonesia, dengan aset sekitar Rp 1,2 triliun. Koperasi ini punya 118 kantor layanan yang tersebar di 7 (tujuh) propinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, DIY, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.

    Koperasi syariah ini bisa berkembang karena punya produk-produk syariah yang dipercaya pelanggannya seperti simpanan, simpanan haji, pembiayaan modal kerja, dan sebagainya, yang berdasarkan syariah. Sektor yang dilayani antara lain pertanian, perdagangan, jasa, perikanan, industri, dll. Termasuk memberikan pembiayaan pengadaan / jual beli barang, misalnya ada anggota yang membutuhkan barang yang dapat dipergunakan untuk aktifitas sehari-hari. Pembiayaan pengadaan (jual-beli) barang ini menggunakan akad pembiayaan murobahah.

    Bacaan Terkait :