Sabtu, 30 Juli 2022

Tuntunan Islam Bagi Para Makelar (1/2)

Tuntunan Islam Bagi Para Makelar (1/2)

Makelar, profesi yang sangat diminati di daerah kita. Hanya berbekal informasi tentang seuatu barang makelar bisa menghasilkan rupiah sebagai nafkah. Seperti apa tuntunan din mulia ini tentang profesi ini?
Ustadz DR. Arifin Badri, MA menjelaskan dalam artikelnya di majalah pengusaha muslim edisi perdana.

***

Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.Saudaraku! Mungkin Anda merasa segan untuk terjun ke dunia bisnis. Banyak alasan yang mendasari keseganan Anda ini, diantaranya ialah karena faktor modal.

Saudaraku! Mungkin Anda merasa segan untuk terjun ke dunia bisnis. Banyak alasan yang mendasari keseganan Anda ini, diantaranya ialah karena faktor modal.

Saudaraku! Besarkan harapan dan tidak perlu berkecil hati. Betapa banyak pengusaha sukses yang merintis kesuksesannya dari titik nol. Bila Anda bertanya kepada mereka, apa modal awal bisnis Anda? Mereka hanya bisa menggelengkan kepala, sebagai ungkapan bahwa pada awalnya mereka tidak memiliki modal
sepeser pun. Lalu apa yang menjadikan mereka berani terjun ke dunia bisnis?

Ketahuilah saudaraku! Seringkali yang menjadikan mereka bernyali besar sehingga menekuni dunia bisnis hanyalah kepercayaan diri. Mereka percaya bahwa ia memiliki kemampuan dan merasa layak untuk
mendapatkan kepercayaan. Bilademikian adanya, maka apa yang menjadikan Anda segan untuk turut menekuni dunia bisnis? Bukankah Anda meyakini bahwa bisnis alias perniagaan adalah salah satu ladang rejeki yang terbaik?

“Dari sahabat Rafi’ bin Khadij ia menuturkan: “Dikatakan (kepada Rasulullah n): Wahai Rasulullah penghasilan apa yang paling baik? Beliau menjawab: “Hasil karya seseorang dangan tangannya sendiri
dan setiap perniagaan yang baik.” (Riwayat Ahmad, At Thabrany, Al Hakim, dan oleh Syeikh Al Albany
dinyatakan sebagai hadits shahih).

Saudaraku! Banyak celah usaha terbuka lebar di depan Anda? Salah satunya ialah menjadi perantara alias mediator atau lebih akrab disebut makelar. Saudaraku, bila Anda telah menemukan celah ini dan Anda
merasa cocok untuk memasukinya, maka alangkah baiknya bila terlebih dahulu mengetahui bagaimana syari’at agama memberi tuntunan bagi Anda.

A. Jujur
Kejujuran adalah kepribadian yang seyogyanya mendasari setiap aktifitas seorang muslim. Sahabat Sa’ad bin Abi Waqqas berkata: “Seorang muslim itu bisa saja memiliki tabiat yang beraneka ragam, selain tabiat pengkhianat dan pendusta.” (Riwayat Al Baihaqi) Dalam dunia percaloan, betapa sering kita mendapatkan
saudara-saudara kita melanggar prinsip ini. Mereka ada yang mengaku pemilik barang, sehingga ia bernegoisasi dengan calon pembeli. Padahal pemilik barang sesungguhnya tidak pernah memberi wewenang untuk mengadakan negoisasi atau akad penjualan. Ia hanya mendapatkan kepercayaan mencarikan calon
pembeli atau calon penjual.

Pada suatu hari sahabat Hakim bin Hizam —seorang pengusaha, bertanya kepada Rasulullah n tentang
permasalahan yang sering dihadapi. “Wahai Rasulullah, sebagian orang mendatangiku ingin membeli sesuatu  yang tidak/ belum aku miliki. Ia menginginkan agar aku terlebih dahulu membeli barang yang ia inginkan dari pasar, lalu aku menjualnya kembali kepadanya?

“Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak engkau miliki.” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, At Tirmizy, An Nasa’i, Ibnu Majah).

Di antara sikap mediator yang nyata merusak kepribadiannya sebagai seorang muslim ialah menyalahi ketentuan harga jual yang diamanatkan kepadanya. Menaikkan harga jual tanpa persetujuan dari pemilik
barang demi mengambil selisih harga jual lebih tinggi dari yang dijanjikan pemilik barang. Ini merugikan pemilik barang. Sebab, bisa saja barang yang diamanatkan kepadanya tidak laku jual atau paling kurang tepat menemukan pembeli.

B. Perjelaslah Hak Anda
Saudaraku! Syari’at Islam mengajarkan agar kita senantiasa menghormati kepemilikan hak-hak saudara kita. Oleh karena itu, penuhi prinsip perniagaan, mulai dari kejelasan status, hak hingga kewajiban. Memperjelas hak dan kewajiban sejak awal akad, menjadikan Anda tenang dan menjauhkan diri dari persengketaan. Ketahuilah, setiap akad atau transaksi yang berpeluang menyulut persengketaan antara sesama muslim, biasanya diharamkan dalam Islam. Karenanya, sekali lagi perjelaslah hak dan kewajiban Anda sebelum melangkah lebih jauh.

Inilah yang mendasari sahabat Umar bin Al Khatthab untuk menyatakan: “Penentu hak adalah persyaratan.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, Al Baihaqy dan oleh Al Albani dinyatakan sebagai riwayat yang shahih).
Ketahuilah saudaraku! Bahwa hak Anda sebagai mediator hanyalah fee atau upah yang telah disepakati dengan pemberi amanah. Ada pun selebihnya adalah hak pemilik amanah, bukan milik Anda. Karenanya Anda berkewajiban untuk menghormati dan tidak sepantasnya melanggar hak saudara Anda tanpa ijin dan
keridhaan darinya. “Tidaklah halal harta seorang muslim kecuali dengan dasar kerelaan jiwa darinya”.  Riwayat Ahmad, Ad Daraquthny, Al Baihaqy dan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar dan Al Albany dinyatakan
sebagai hadits shahih).

Pendek kata, sebesar apapun hak yang telah dijanjikan oleh pemilik amanah dan telah Anda setujui, maka hanya itulah hak yang layak Anda tuntut dan wajib ia berikan. “Kaum muslimin senantiasa memenuhi persyaratan mereka.” (Riwayat Abu Dawud, Al Hakim, Al Baihaqy dan oleh Al Albany dinyatakan sebagai hadits shahih).

Bersambung…

Tuntunan Islam Bagi Para Makelar (2/2)

Tuntunan Islam Bagi Para Makelar (2/2)

Makelar menjadi fenomena unik yang menarik untuk didalami. Bidang usaha yang bisa dijalankan dengan modal (baca : uang) minimal. Pada postingan sebelumnya telah dibahas tentang tuntunan bagi para makelar yaitu jujur dan perjelaslah hak anda sebagai makelar. Dalam postingan kali ini akan kita lanjutkan pembahasan oleh DR. Arifin Badri, MA dalam majalah pengusaha muslim edisi perdana.

***

C. Hindarilah Khianat Terselubung
Di dunia ini, banyak orang bermuka dua. Berkesan menolong atau belas kasihan, namun sesungguhnya menyimpan kebengisan. Karenanya, dalam dunia percaloan Anda sering kali menemukan mediator yang
terkesan berpihak kepada Anda, tapi tanpa Anda sadari sebenarnya ia sedang bersekongkol dengan
penjual untuk mengeruk harta Anda.

Misalnya, bila A memiliki toko bahan bangunan, yang biasanya menjual genting @ Rp 1.000,- (seribu
rupiah), akan tetapi karena konsumen B datang ke toko tersebut di bawa oleh C yang berprofesi
sebagai tukang bangunan, maka A menjual gentingnya kepada B seharga @ Rp 1.050 (seribu lima
puluh rupiah), dengan perhitungan: Rp 1.000 adalah harga genting sebenarnya, dan Rp 50 adalah fee
untuk C yang telah berjasa membawa konsumen ke toko A.

Sudah barang tentu, ketika A menaikkan harga penjualan dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.050 dengan
perhitungan seperti di atas, tanpa sepengetahuan B. Pada kasus seperti ini B dirugikan, karena ia dibebani
Rp 50 sebagai fee untuk C, tanpa ada kesepakatan terlebih dahulu. Padahal biasanya, si C telah
mendapatkan fee dari si B yang setimpal atas jasanya memilihkan toko dan barang yang dibeli.

Sikap seperti ini tentu bertentangan dengan firman Allah Ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.” (An Nisa’ 29).
Dan juga bertentangan dengan sabda Nabi n: “Tidak boleh melakukan tindakan yang dapat menimbulkan
kerugian pada orang lain, juga tidak dibenarkan membalas dengan yang melebihi perbuatan. Barang siapa
yang melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, niscaya Allah timpakan kerugian kepadanya. Barang
siapa melakukan perbuatan yang menyusahkanorang lain, niscaya Allah menimpakan kesusahan kepadanya.”
(Riwayat Al hakim dan Al Baihaqi).

Bila pemilik toko memberi fee kepada C tanpa menaikkan harga jual, maka itu tidak salah. Atau, sebelumnya pemilik toko memberitahukan kepada pembeli bahwa harga genting ditambah fee yang akan diberikan kepada mediator, dan ternyata pembeli mengizinkan, maka ini dibenarkan.

D. Jangan Merusak Hubungan Mutualisme Masyarakat
Saudaraku! Seringkali kita merasakan begitu harmonisnya hubungan penduduk desa dan kota. Mereka hidup saling berdampingan. Bergantung antara satu dengan yang lain. Proses saling memberi dan menerima
telah berjalan dengan baik. Maka tidak ada alasan lain kecuali hubungan mereka terjalin dengan landasan atau asas saling menguntungkan. Bukan malah sebaliknya, menguntungkan satu belah pihak. Sementara pihak  lain harus menanggung kerugian. Asas saling menguntungkan inilah yang diharapkan menjadititik temu di antara mereka dalam satu jalinan atau ikatan yang harmonis, sarat dengan kerahmatan. Dan tentunya tak ada
pihak yang dirugikan.

Syari’at Islam melarang adanya pihak ketiga yang turut langsung mengambil keuntungan dari hubungan mereka. Pihak ketiga itu ialah para mediator alias calo atau makelar yang berperan menjualkan barang milik masyarakat desa kepada konsumen dari kota. Rasulullah n bersabda:
“Janganlah penduduk kota menjualkan barang milik penduduk desa”. Aku (Thawus, yaitu murid Ibnu Abbas) bertanya kepada Ibnu Abbas: Apa yang dimaksud dengan sabda beliau : “ Janganlah penduduk kota
menjualkan barang milik pendudukm desa”.? Beliau menjawab: “Yaitu tidak menjadi calo/mediator penjualan). (Muttafaqun ‘alaih)

Dalam konteks kekinian, sebagai contoh di pasar-pasar tradisional. Banyak para calo yang menawarkan jasa kepada masyarakat desa untuk menjualkan barangnya. Proses penawaran tersebut sudah pasti diikuti dengan pengharapan imbalan sebesar yang ia inginkan. Para calo akan mengatakan bahwa masyarakat desa akan mendapatkan untung yang besar. Tak henti-hentinya para calo mengiming-imingi keuntungan berlipat. Malah ada juga yang hiperbolis dengan rayuan akan diberi harga berbeda dengan yang lain.

Namun benarkah demikian yang terjadi? Tidak! Pada kenyataannya masyarakat desa hanya diuntungkan sekali dan dirugikan berkali-kali. Masyarakat kota biasanya membeli barang dagangan dari desa untuk  diolah menjadi barang yang siap dikonsumsi masyarakat luas. Dengan demikian, bila masyarakat kota mendapatkan bahan baku dengan harga mahal, maka hasil produksinya pun akan dijual mahal pula. Dan masyarakat desa pun akan menikmati barang produksi dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, pada hadits lain, Rasulullah n menjelaskan keterkaitan harga ini dengan sabdanya:

“Janganlah penduduk kota menjualkan (menjadi calo penjualan) barang milik penduduk desa, biarkanlah sebagian masyarakat, dikaruniai rejeki oleh Allah dari sebagian lainnya.” (Riwayat Muslim).

Walaupun para calo mendatangkan keuntungan, baik bagi dirinya maupun masyarakat desa, akan tetapi keuntungan itu juga menyisakan kesusahan bagi semua masyarakat. Bila ini tidak segera dicegah, bukan mustahil bila ketimpangan ekonomi akan terus terjadi. Celakanya, bila sudah menjadi mental dan membudaya. Tak akan didapati suatu keseimbangan hubungan antara desa dan kota.

Bila dirunut lebih panjang lagi, maka akan banyak dampak ikutan lainnya. Karenanya, di sinilah betapa pentingnya kehadiran Islam. Karena mengatur kehidupan seproporsional mungkin. Islam lebih mendahulukan kepentingan masyarakat luas dibanding kepentingan segelintir orang. Penjelasan hukum percaloan antara masyarakat desa dengan masyarakat kota ini adalah pendapat yang dianut oleh mazhab Maliki, As Syafi’i, dan Hambali.(Al Mughni karya Ibnu Qudamah 4/ 150, Fathul Bari oleh Ibnu Hajar Al Asqalani 4/371, Bidayatul Mujtahid 2/134. Keterangan ini juga selaras dengan fatwa Komite Tetap Untuk Riset Ilmiyyah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia no: 14409.

Sudah saatnya, para calo berperan secara positif. Artinya, melakukan proses pembelian barang secara langsung di desa lantas dijual ke kota. Solusi ini memiliki banyak nilai positif. Di antaranya:

Pertama, banyak barang oleh masyarakat desa dikira tidak memiliki nilai ekonomis. Padahal barang itu laku untuk dijual setelah ada masyarakat kota yang terjun ke desa. Imam Ibnu Rusyd Al Hafid berkata: “Banyak barang di mata penduduk kampung kurang bernilai, berbeda dengan penduduk kota. Di kampung jauh lebih murah bahkan banyak barang dapat diperoleh di kampung dengan gratis, tanpa harus membayar.” (Bidayatul Mujtahid 2/134). Roda perekonomian desa akan berjalan dinamis seiring dengan terjunnya para pedagang
ke desa. Oleh karena itu, dahulu Sa’id bin Musayyib mengatakan: “Sesungguhnya orang yang memonopoli barang itu terlaknat dan orang yang mendatangkan barang dari kampung itu dilapangkan rejekinya.” Riwayat Abdurrazzaq dan lainnya).

Kedua, menutup pintu kejahatan para calo yang biasanya sarat dengan sifat tamak. Suatu sifat yang selalu melekat dari para calo. Akibat ambisi mendapatkan keuntungan besar, tak jarang para calo mempermainkan perputaran barang, sehingga mereka dapat dengan leluasa mengeruk keuntungan. Tak peduli seandainya ada pihak yang sengaja dirugikan. Dengan diharamkannya percaloan antara masyarakat desa —pemilik bahan-bahan kebutuhan pokok dengan masyarakat kota, maka kejahatan para calo dapat ditanggulangi.

Saudaraku! Dari mencermati teks hadits tersebut, jelaslah bahwa hukum ini tidak berlaku pada perdagangan barang tambang atau perdagangan internasional. Karena pemilik barang tambang adalah orang-orang kota atau orang-orang yang mengetahui harga barang yang berlaku di pasaran,—perorangan, perusahan atau bahkan negara.

Pendek kata, hukum ini hanya berlaku pada penjualan barang dagangan milik masyarakat desa atau yang semakna dengan mereka. Yaitu, orang-orang yang tidak menguasai pasar dan harga yang berlaku padanya. (Al Mughni oleh Ibnu Qudamah 4/150 &Fathul Bari oleh Ibnu Hajar 4/371).

Demikianlah empat ketentuan yang seyogyanya dipahami, sebelum Anda hendak menekuni profesi sebagai mediator penjualan atau pembelian. Wallahu a’alam bisshowab.

Ilmu Entrepreneurship: Mendunia Bersama Radio Kayu


Mendunia Bersama Radio Kayu

Kampung halaman merupakan tempat kita dilahirkan dan dibesarkan. Disana ada banyak kenangan indah bersama sahabat kecil dan keluarga kita. Dibalik nuansa kehangatan itu terdapat peluang bisnis untuk meraup rupiah. Sebagai pengusaha tulen, seorang warga di Temanggung mampu mengolah potensi desa menjadi peluang usaha bagi warganya. Kisahnya sangat menarik sebagaimana di muat di majalah pengusaha muslim edisi perdana.
***

Bagi kebanyakan orang, desa bukanlah tempat yang menarik. Baik secara fisik maupun ekonomi. Ketidakmenarikan itulah yang menjadikan satu per satu masyarakat meninggalkan desanya. Mereka lebih suka memilih kota sebagai tempat labuhan dalam mempertahankan hidup. Maklum, kota bagi mereka dianggap sebagai lumbung uang yang berlimpah. Meski ada di antara mereka datang ke kota nihil  etrampilan. Alias modal nekat.

Namun, tidak demikian dengan Singgih Susilo Kartono. Pria kelahiran 21 April 1968 ini justru pulang ke desa dan menjadikan desa sebagai modalitas untuk berkarya. Malah dari desa itulah bisnisnya berkembang pesat. “Mungkin secara fisik lambat laun desa semakin menunjukkan kemajuannya. Namun belum dari
sisi mental dan fikirannya,” ujar Singgih.

Bagi Singgih, keputusannya untuk kembali ke desa bukanlah tanpa alasan. Menurut alumnus Fakultas Seni dan Desain, Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, dirinya merasa terpanggil untuk membayar investasi yang telah ditanamkan desa ke dalam dirinya. Pria yang tinggal di Kandangan, Kecamatan Kandangan, Temanggung pun sadar akan  resiko bila bertahan hidup di desa. Bukan hanya persoalan kehidupan desa yang jauh dari kompetisi ekonomis dibanding kota. Namun, juga faktor desa yang secara potensi sangat sulit berkembang. Baik dari infrastrukturnya hingga persoalan
SDM yang kian banyak yang enggan untuk kembali ke desa.

Tapi bagi sosok Singgih yang cenderung kalem ini, sebetulnya desa memiliki sumber potensi ekonomis yang luar biasa. Yang tak akan ditemui di kota. Singgih menyayangkan kenapa banyak SDM desa yang harus
meninggalkan kampung halaman hanya untuk bertaruh nasib hidup di kota. Padahal Singgih menilai berkompetisi hidup di kota tidaklah mudah.

Dorongan moral dan rasa tanggungjawab terhadap tanah kelahiran itulah yang menggungah Singgih untuk menciptakan lapangan kerja. Hidup bersama 4000 jiwa penduduk lainnya, Singgih menekuni satu usaha yang
pada dasarnya sudah banyak digeluti orang. Yakni kerajinan kayu, yang diberi nama ‘Piranti Works’atau Magno. Usaha yang dijalankan sejak tahun 2004 ini, bila berkembang mentargetkan
mampu menampung sekitar 500-1000 perajin. Atau hampir 1/8 s.d. ¼ masyarakat desa.

Dari aspek nama, Magno diambil dari kata “magnify” yang berarti menarik. Bagi suami dari Tri Wahyuni ini, dipilihnya kayu sebagai bahan baku terhadap produknya ternyata memiliki makna filosofis yang dalam. Singgih menganggap kayu adalah material yang sempurna. Seperti ada kekuatan, kelembutan, kekokohan  sekaligus kerapuhan dalam material kayu. Sifat dari material kayu itulah yang mencobadijadikan spirit bagi Singgih dalam produk-produk modern saat ini. Memadukan produk-produk modern dengan material alam.
Bagi Singgih, produk elektronik yang berbahan material kayu sebagai pengganti bahan plastik, terkesan memiliki aura baru.

Produk yang telah dibuat sejauh ini berupa radio personal tipe WR01A/2B. Radio kayu yang mengambil bentuk ikon dasar radio, sehingga bentuk dan konfigurasinya sangat mendasar. Box dengan grill speaker, knop, handle dan antenna merupakan bahsa ikon radio yang sudah sangat dikenal. Ada pula radio meja tipe WR03-CUBE/4B dan WR03- RECT/$B. Radio meja yang berukuran besar dan tidak portable ini merupakan radio 4 band (FM/AM/SW1/SW2). Juga mainan anakanak yang semuanya dibuat dengan bahan material kayu. Di mana desain menjadi titik perhatian utama.

Bagi Singgih, desain haruslah merangkum setiap cara untuk menyelesaikan berbagai masalah dan meminimalkan sedikit mungkin bagi timbulnya permasalahan baru. “Saya menyukai bentuk yang sederhana, mendasar namun detail penggarapannya,” imbuh Singgih. Desain juga harus mempertimbangkan aspek ketersediaan bahan baku lokal. Pola ini Singgih yakini akan mengurangi tingkat konsumsi kayu sekaligus memberikan lapangan kerja. “Kami mengganti kebutuhan kayu untuk produksi dengan  menggunakan prinsip tebang sedikit tanam lebih banyak,” Singgih menandaskan.

Tak heran bila di pekarangannya, Singgih menanam bibit dari jenis Mahoni, Sonokeling dan Pinus. Di mana bibit-bibit tersebut dibagikan secara gratis kepada masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai penghijaun di sebuah desa di kaki gunung Sumbing.

Menyinggung soal usahanya, Singgih mengaku mampu memproduksi ratusan radio per bulannya. Dengan penetrasi pasar mulai dari Jepang, Amerika, Jerman. Harga per unit US$ 49-56, Jepang 17.500 yen dan Jerman 160-240 euro. Sementara di pasaran nasional per unit seharga Rp 1,1- 1,3 juta. Mahalnya harga tersebut menurut Singgih, lantaran produknya bukanlah komuditas namun benda koleksi yang lebih
bersifat personal. Maka tak ada istilah nego harga. Meski telah dipatenkan, tentu ide besar Singgih menginspirasi orang lain mengikuti jejak usahanya. Konsekuensinya adalah adanya persaingan. Pun demikian, lelaki pemili dua mobil VolksWagen ini mengaku tak khawatir. Sebab, dia yakin melalui desain dan brand yang sudah mapan, tak akan goyah oleh persaingan.

Dalam membangun usahanya ini, Singgih mengaku awalnya hanya bermodal Rp 500 ribu ditambah dengan uang pinjaman teman sebesar Rp 10 juta dan satu vespa butut. Kini, Piranti Works/Magno telah berhasil mendapatkan pasar. Bahkan radio desain Singgih beberapa kali mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Sebuah catatan prestasi yang membanggakan tentunya. Pria berkarakter tenang yang mengaku lahir bukan dari keluarga pebisnis ini hanya menikmati kesuksesan usahanya tak lebih dari 25 persen. “Sisanya telah menjadi hak masyarakat dan lingkungan,” tandasnya.

Ditanya soal apa rahasia dibalik kesuksesan bisnisnya? Dengan penuh optimistis Singgih menjawab: “Dalam berbisnis mesti dilambari kejujuran bukan spekulasi. Lebih penting lagi harus memiliki tekad kuat, kesungguhan hati pantang menyerah,” ucapnya tegas. Ya, kisah Singgih barangkali telah menginspirasi banyak orang untuk berbuat sama. Paradigmanya patut diacungi jempol. Sikap hidup bersandar pada potensi desa inilah yang jarang ditemui pada pengusahapengusaha saat ini. Salut. (Herbayu)

Dampak Buruk Makanan Haram Bagi Seorang Muslim

Dampak Buruk Makanan Haram Bagi Seorang Muslim

Banyak faktor berpengaruh dalam kehidupan seorang muslim. Faktor intern dan faktor ekstern menjadikan dampak yang bisa menjadikan seseorang muslim menjadi baik maupun buruk atas ijin Allah. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah tentang makanan yang dikonsumsi. Dewasa ini banyak jenis makanan yang tersedia dengan berbagai rasa dan jenis. Namun disini yang lebih penting untuk ditekankan adalah bagaimana status makanan tersebut secara syar’i. Ustadz Kholid Syamhudi, Lc menjelaskan dalam artikelnya di Majalah Pengusaha Muslin edisi perdana.

***

Era globalisasi banyak berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Tak terkecuali terhadap kaum muslimin,
sehingga banyak orang menyatakan: “Yang haram saja susah apalagi yang halal.” Satu ungkapan yang
menggambarkan rendahnya kondisi keimanan dan keyakinan terhadap rahmat dan rejeki Allah.

Padahal Allah dan Rasulullah n telah menegaskan bahwa Allah akan mencukupkan rejeki mereka. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya: “Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rejekinya sendiri. Allahlah yang memberi rejeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Ankabut: 60) dan firman-Nya: “Aku tidak menghendaki rejeki
sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan.” (QS. Adz Dzariyat: 57)

Dua ayat tersebut menegaskan Allah sebagai pemberi rejeki terhadap semua makhluk. Lantas Allah mengutus Rasulullah n untuk menghalalkan yang baik-baik dan mengharamkan yang buruk bagi manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya: “(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari
mereka beban-beban dan belenggubelenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al a’raf: 157)

Makanlah yang halal dan baik saja
Setelah mengetahui mana yang dihalalkan dan yang diharamkan Allah, apalagi yang menjadi halangan menghindari yang haram dan hanya mengambil yang halal saja? Seperti firman-Nya: “Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan;
karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 168)

Apabila kita bersyukur atas segala nimat, Allah akan menambah anugerah-Nya. Namun, jika kita ingkar dan melampaui batas, maka kebinasaan ada di hadapan kita. Allah berfirman: “Makanlah di antara rejeki yang
baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan
kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.” (QS. Thaaha: 81)

Pentingnya makan yang halal dan bahaya makan yang haram

Permasalahan halal dan haram sangat penting. Sebab, hal ini juga terkait dengan amal shalih dan ibadah. Di dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim dan yang lainnya, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah n
bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala  itu baik, tidak menerima kecuali  yang baik, dan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkannya kepada para rasul dalam firman-Nya: “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mu’minun: 51).

Dan Allah berfirman, (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rejeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.” (Qs. Al Baqarah: 172). Kemudian beliau menyebutkan seorang laki-laki kusut seperti debu mengulurkan kedua tangannya ke langit sambil berdoa: ‘Ya Rabb, Ya Rabb, sedang makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, ia kenyang dengan makanan yang haram, maka bagaimana mungkin orang tersebut dikabulkan permohonannya?”

Hadits tersebut menjelaskan bahwa makanan yang dimakan seseorang mempengaruhi diterima dan tidaknya suatu amal shalih. Ibnu Rajab berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa amal tidak diterima dan tidak suci, kecuali dengan memakan makanan yang halal. Sedangkan memakan makanan yang haram dapat merusak amal dan membuatnya
tidak diterima” 2.

Lantas bagaimana menghadapi syahwat dunia, terkait masa depan di dunia?

Pertama, hendaknya kita berusaha menghilangkan sebab-sebab didapatnya penghasilan yang haram. Dengan menumbuhkan rasa takut dan malu kepada Allah. Caranya dengan mempelajari agama Islam serta mengenal Allah dalam Rububiyah, Uluhiyyah dan Asma Wa Shifat-Nya. Atau dengan kata lain kita hendaknya mengenal aqidah tauhid yang benar, sehingga tumbuh rasa takut dan malu kepada Allah Ta’ala. Selain itu akan tumbuh pula rasa yakin bahwa Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan yang Ia takdirkan.

Kedua, menghilangkan ketamakan dan menumbuhkan sifat qana’ah (bersyukur atas apa yang diberikan
Allah) dalam diri kita. Dan ini pun merupakan buah dari pengetahuan kita terhadap aqidah tauhid yang benar. Kita juga mencoba memahamkan diri bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan rezeki kita sehingga kita tidak akan mati sebelum sempurna nikmat rezeki tersebut.

Ketiga, mengenal bahaya usaha yang haram dengan belajar hukum-hukum Islam, mana yang halal dan mana yang haram. Dengan ini semua kita akan mampu berupaya terhindar dari mengambil usaha yang haram. Karena kita tahu bahwa rezeki kita telah ditetapkan oleh Allah, tinggal bagaimana kita mencarinya dengan baik.

Rasulullah n bersabda: “Carilah nikmat dunia dengan baik lagi cerdik” (HR Al Bazzaar, 9/169, di-shahihkan
Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 898)
Perhatikan pula sabda Rasulullah n berikut: “Siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari (makanan)
haram, maka neraka lebih pantas baginya.” 3

Mudah-mudahan hal ini membuat kita lebih berhati-hati. Wallahu Al Muwaffiq.

Catatan Kaki:
1 Dikeluarkan oleh Muslim dalam az- Zakaah no.1015, at-Tirmidzi dalam Tafsirul Qur’an no.2989,Ahmad dalam Baaqi Musnad al-Muktsriin no.1838, ad-Darimi dalam ar-Riqaaq no. 2717.
2 Jaami’ul’Uluum wal Hikam 1/260. 3 Bagian dari hadits yang dikeluarkan oleh at-Tirmidzi dalam  at-Targhiibu wa at-Tarhiib 3/17, awalnya, “Hai Sa’d perbaikilah makananmu niscaya do’amu diterima.” al-Haitsami menyebutnya dalam al-Mujama’ 10/ 294, ia berkata, “Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan pada sanadnya terdapat perawi yang saya belum mengenal mereka, adapun tambahan ini, shahih dengan banyak syahidnya dari Jabir dan Ka’b bin ‘Ujrah serta Abu Bakar ash-Shiddiiq sebagaimana dalam adh-Dha’ifah 3/293, dan dikeluarkan oleh at-Tirmidzi dengan sepertinya dalam al-Jumu’ah no. 614 dari Ka’b bin ‘Ujrah pada sebahagian dari hadits panjang, lafazhnya, “Sesungguhnya tidak berkembang daging yang tumbuh dari makanan yang haram kecuali Neraka yang lebih pantas baginya.” Abu ‘Isa berkata, “Hadits ini hasan Gharib. Dan disahkan oleh al- Albani dalam Shahih Sunan at- Tirmidzi no. 501.

Kepemimpinan Dalam 3 Langkah Sederhana

Kepemimpinan Dalam 3 Langkah Sederhana

Kepemimpinan menjadi buah bibir banyak kalangan baik dalam style, sosok, maupun metode. Hal ini tak dapat dipungkiri karena kepemimpinan akan sangat berpengaruh terhadap segala sesuatu yang dipimpinnya. Banyak organisasi ataupun apapun yang menjadi sukses dikarenakan gaya kepemimpinan seorang pemimpin yang memimpinnya bisa diterima dan dijalankan dengan baik oleh anggotanya. Majalah Pengusaha Muslim edisi perdana mencoba memberikan masukan dalam langkah sederhana kepemimpinan. Artikel yang cukup menarik untuk kita ambil manfaatnya
***

Kepemimpinan adalah bentuk dukungan, membangun moral dan produktivitas bagi karyawan. Dengan hasil
akhir berupa kesuksesan organisasi. Acapkali kita disugguhi ratusan buku dan ribuan artikel tentang leadership ataukepemimpinan. Tapi, seberapa banyak hal yang benar-benar baru?

Setelah banyak membaca, saya menyimpulkan ada sejumlah kecil yang menjelaskan esensi dari kepemimpinan. Kenyataannya, dari sekian pemikiran tentang kepemimpinan — trik maupun taktik, cukup terangkum dalam tiga ide sederhana namun ini inti dari kepemimpinan. Yakni, hilangkan ambigu, bersikap adil
dan tetap positif.

Hilangkan Ambigu

Orang memiliki kecenderungan tidak suka terhadap hal-hal yang kurang jelas, mengambang dengan kompleksitas yang tidak penting. Maka, rumuskan tujuan dengan jelas, spesifik serta mudah dipahami. Berpikir melalui berbagai bentuk komunikasi yang Anda miliki dengan tim. Masing-masing merupakan peluang untuk memberikan sinyal yang ambigu dan kesalahpahaman. Ketika seseorang menerima kenaikan gaji 2,3%, bukan 5% seperti yang mereka harapkan, apakah mereka benar-benar memahami alasannya? Bagaimana dengan ketika mereka tidak menerima promosi atau mendapatkan spot pada proyek baru yang sangat mereka dambakan? Sebagai hasil mereka yang tidak memahami sepenuhnya semua ini, mereka akan melakukan sesuatu yang Anda tidak ingin mereka lakukan. Mereka akan membuat asumsi. Sementara, asumsi-asumsi tersebut jarang sekali benar. Biasanya bersifat negatif dan selfserving. Semua ini akan membuat waktu bekerja tidak efektif. Sebab, Anda gagal mengambil langkah ekstra yang dibutuhkan untuk
menghilangkan ambigu.

Dengan fokus pada dua hal, Anda bisa mengurangi banyak ambigu.
Pertama adalah komunikasi antar personal yang jelas. Ini mengacu pada komunikasi yang sangat spesifik (misal, penggunaan fakta-fakta, tanggal, contoh), sifat diri (jujur, atau orang lain bisa merasakan kebenaran), memastikan (tidak pernah berasumsi mereka memahami apa yang Anda katakan, verifikasi) dan cekatan (misal, memberitahukan sesegara mungkin).
Kedua adalah penetapan sasaran yang efektif. Meliputi sasaran kinerja untuk individu dan tim, serta matrix yang akan digunakan untuk mengevaluasi kemajuan, menjaga orang-orang yang akuntabel dan menghargai kinerja. Dengan komunikasi dan sasaran kinerja yang jelas, Anda akan mengurangi ambigu karyawan yang tidak penting.

Bersikap Adil Ini tidak berarti memperlakukan orang dengan sama. Anda hanya ingin memperlakukan orang dengan sama dalam bentuk menciptakan lingkungan, di mana harapan-harapan jelas dan peluang terbuka
bagi setiap orang. Di balik itu, tujuan Anda harus menggunakan reward dan pengakuan tergantung kinerja. Bersikap adil juga berarti transaparan. Hindari bermain politik. Atau bermain sesuai kesukaan Anda dan yakinlah orang akan jelas seperti bagaimana Anda membuat keputusan. Karyawan Anda seharusnya tidak pernah dikejutkan dengan apa yang Anda lakukan di tempat kerja.

Satu kunci penting adalah tidak hanya bersikap adil, tapi juga dianggap adil, dengan mengijinkan orang lain memberikan suaranya dalam membentuk keputusan yang mempengaruhi mereka. Terkadang hal ini tidak mungkin dan Anda harus mengambil keputusan dengan sangat cepat atau Anda harus membuat keputusan yang tidak selayaknya dibicarakan dengan bawahan. Dalam hal ini, Anda harus transparan. Berikan penjelasan atau mereka akan menarik kesimpulan sendiri (dan tidak akurat ). Idealnya, mempersilakan mereka berpartisipasi. Memberikan mereka atas kepemilikan yang riil. Saat ada waktu, carilah masukan dan lakukan dengan serius. Mengapa? Ketika orang benar-benar memberikan suaranya dalam proses mereka
bersedia menerima hasil yang tidak diinginkan sekali pun, daripada mereka tidak percaya bahwa mereka memiliki suara. Ini adalah insentif masa yang powerful untuk mendapatkan partisipasi.

Tetap Positif
Emosi positif (seperti halnya emosi negatif) mudah menular. Pemimpin memiliki peluang untuk memandang setiap isu dalam kerangka positif atau negatif. Sebagai peluang atau ancaman. Riset menunjukkan bagaimana
sebuah isu yang dipandang secara dramatis mempengaruhi reaksi orang. Implikasi kepemimpinan?

Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa Anda menghindari konflik atau memberikan feedback kritikal
yang diperlukan. Hanya dengan memastikan Anda berpikir positif ketika melakukanya dan Anda menyeimbangkan feedback kritikan dan pengembangan dengan pujian positif. Ini tidak membuat orang menikmati feedback yang sulit, tapi ini memberikan mereka posisi mental yang lebih baik untuk benar-benar
menerima dan mempertimbangkan apa yang harus Anda katakan.

Selanjutnya, sadari menjadi seorang leader atau pemimpin adalah menjadi cheerleader. Pemimpin harus menemukan contoh spesifik dari kinerja individu atau kelompok dan memberikan appluse. Pemimpin menetapkan celah untuk emosi positif. Jadi, lakukan peran ini dengan serius. Menjadi cheerleader untuk memberikan semangat saat tim benar-benar melakukan hal yang hebat? Tidak. Mereka juga mengibur orang yang ‘tembakannya’ meleset. Begitu juga seharusnya leader. Jika tujuan Anda adalah untuk membantu
mereka belajar dan berupaya keras, Anda harus memujinya dengan positif dan membantu meletakkan yang negatif dalam perspektif. Disaat lain Anda ingin menyalahkan, berteriaklah atau jika tidak akan meledak dan
menunjukan telunjuk Anda pada pekerjaan. Ingatlah, pemimpin memiliki pilihan. Pemimpin besar memilih untuk menemukan yang positif disetiap situasi.

12 Tips Membangun TIM yang Efektif


12 Tips Membangun TIM yang Efektif    


Manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan orang lain didalam hidupnya. Ia tak dapat hidup sendiri sebagai individu. Pun dalam sebuah kehipan manusia akan membentuk kelompok yang secara spesifik bisa dijadikan tim dalam lingkup yang lebih kecil lagi. Dalam tim dibutuhkan kerjasama yang bagus agar bisa menjadi solid dalam mencapai tujuan. Majalah pengusaha muslim edisi perdana mengulasnya secara gamblang dan dikeas dengan apik tentang tips membangun tim yang efektif.
***

Dalam lingkungan yang berorientasi pada tim, Anda memberikan sumbangan terhadap keseluruhan kesuksesan organisasi. Anda bekerja dengan anggota lain dalam organisasi untuk mencapai hasil ini.
Meskipun Anda memiliki fungsi kerja dan bagian dari departemen yang spesifik, Anda dipersatukan dengan anggota organisasi yang berbeda untuk mencapai keseluruhan sasaran. Karenanya dibutuhkan strategi membangun tim yang efektif. Terlepas bagaimana Anda menamakan upaya peningkatan yang berbasis pada tim. Jika upaya peningkatan tim tidak seperti yang Anda harapkan, checklist diagnosa diri berikut akan menjelaskan alasannya. Team building yang sukses, menciptakan tim kerja yang efektif dan fokus, perlu
memperhatikan sebagai berikut:

1. Clear Expectation – Ekspekstasi yang jelas:
Sudahkah pemimpin eksekutif mengkomunikasikan harapan untuk kinerja tim dan hasil yang diinginkan? Apakah anggota tim memahami mengapa dibentuk tim? Apakah organisasi menunjukkan tujuan yang konstan dalam mendukung tim dengan sumber manusia, waktu dan uang? Apakah pekerjaan tim menerima
penekanan yang memadai seperti yang diarahkan pemimpin eksekutif?

2. Context – Konteks
Apakah anggota tim memahami mengapa mereka berpartisipasi dalam tim? Apakah mereka memahami strategi tim akan membantu organisasi mencapai tujuan bisnis seperti yang dikomunikasikan? Bisakah
anggota tim menentukan pentingnya pencapaian tujuan korporat? Apakah tim memahami di mana pekerjaan yang sesuai dalam konteks keseluruhan dari tujuan, prinisip, visi dan nilai organisasi?

3. Commitment – Komitmen 
Apakah anggota ingin berpartisipasi dalam tim? Apakah anggota tim merasa misi tim adalah hal penting dan  memiliki komitmen untuk menyelesaikannya? Apakahanggota tim menganggap jasa mereka sama berharganya seperti organisasi dan karir mereka sendiri? Apakah anggota tim mengantisipasi pengakuan atas
kontribusi mereka? Apakah anggota tim berharap ketrampilan mereka akan tumbuh dan berkembang dalam tim? Apakah anggota tim senang dan tertantang dengan peluang tim?



4. Competence- Kompetensi
Apakah tim merasa bahwa memiliki orang yang tepat untuk berpartisipasi? Apakah tim merasa bahwa anggotanya memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kapasitas untuk menangani isu di mana tim dibentuk? Jika tidak, apakah tim memiliki akses mendapatkan bantuan yang dibutuhkan? Apakah tim merasa memiliki sumber, strategi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan misinya?

5. Charter- Hak
Sudahkan tim mengambil tanggungjawab yang diberikan dan menyusun misi, visi dan strateginya untuk menyelesaikan misi? Sudahkah tim menentukan dan mengkomunikasikan sasaran berikut antisipasi hasil dan
kontribusinya? Kelompok lainmendukung apa yang sudahdidesain oleh tim?

6. Control – Kontrol
Apakah tim memiliki kebebasan dan batasan memberi wewenang untuk menyelesaikan tugasnya? Seberapa jauh anggota boleh memberikan solusi? Apakah batasan (misal, sumber dana dan waktu) ditetapkan diawal  proyek sebelum tim mengatahuihambatan dan mengerjakan ulang?

7. Collaboration – Kolaborasi
Apakah tim memahami proses tim? Apakah anggota memahami tahapan pengembangan kelompok? Dalam
bekerja, apakah anggota tim bekerja secara efektif antar persona sekaligus bisa memahami peran dan tanggungjawabnya masing-masing? Bisakah pendekatan peyelesaian masalah, proses peningkatan, menentukan tujuan dan pengukuran dilakukan bersama? Apakah anggota tim bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan kelompok? Sudahkah tim menentukan norma-norma atau aturan perilaku dalam area, seperti resolusi konflik, konsensus pembuatan keputusan dan rapat manajemen? Apakah tim menggunakan strategi yang memadai untuk menyelesaikan rencana tindakan?

8. Communication- Komunikasi
Apakah anggota tim jelas dengan prioritas kerja mereka? Adakah metode yang ditetapkan bagi tim untuk memberikan feedback dan menerima feedbak kinerja yang jujur? Apakah organisasi memberikan informasi bisnis secara teratur? Apakah tim memahami konteks keberadaan mereka secara keseluruhan? Apakah anggota tim berkomunikasi secara jelas dan jujur satu dengan yang lain? Apakah tim membawa opini yang
berbeda-beda ? Apakah konflik muncul dan bisa diselesaikan?

9. Creative Innovation – Inovasi Kreatif
Apakah organisasi tertarik dengan perubahan? Apakah organisasi menghargai pemikiran kreatif, solusi unik, dan ide baru? Apakah organisasi memberikan penghargaan pada mereka yangtelah mengambil resiko untuk
membuat peningkatan? Apakah organisasi memberikan pelatihan, pendidikan, akses buku dan film dan kunjungan lapangan untuk menstimulasi pemikian baru ?

10. Consequences-Konsekuensi
Apakah anggota tim merasa bertanggung jawab atas pencapaian tim? Apakah penghargaan dan pengakuan
diberikan saat tim berhasil dan adakah organisasi mendesain sistem penghargaan itu? Apakah anggota tim menghabiskan waktunya saling menunjuk daripada menyelesaikan masalah?

11. Coordination-Koordinasi
Apakah tim dikoordinasi oleh kepemimpinan tim terpusat? Sudahkah prioritas dan alokasi sumber direncanakan dilintas departemen? Apakah tim memahami konsep internal customer? Apakah tim lintas fungsi dan departemen bekerja sama dengan efektif? Apakah organisasi mengembangkan proses fokus pada pelanggan, orientasi dan meninggalkan pemikiran tradisional?

12. Cultural Change – Perubahan Budaya
Apakah budaya organisasi dimasa depan akan berbeda dari yang tradisional? Apakah organisasi sedang  merencanakan reward, pengakuan, appraisal, rekruitmen, pengembangan, perencanaan, motivasi dan
mengelola orang yang dipekerjakan?

Luangkan waktu dan perhatian pada 12 tips untuk memastikan kontribusi tim kerja yang efektif untuk keberhasilan bisnis Anda. Bisakah kehidupan kerja Anda jauh lebih baik daripada ini?

Ilmu Entrepreneurship: Menciptakan Produk yang Menjual


Menciptakan produk yang Menjual


Produk menjadi andalan setiap pengusaha yang menjual sesuatu. Jenis dan kemasan akan sangat mempengaruhi pasar yang saat ini bisa dikatakan terus berlari karena banyak produk bariu bermunculan. Kreatifitas para pengusaha sangat signifikan berpengaruh untuk hasil yang maksimal. Dalam artikel majlah pengusaha muslim edisi perdana ini kita mengetengahkan produk yang menjual dan menarik konsumen.

***

Dari sini semuanya bermula.  Apakah nasihat ini dilakukan atau tidak. Yang pasti pengusaha setuju bahwa tidak ada bisnis yang dapat bertahan tanpa passion. Passion adalah isu emosional. Seperti layaknya
bisnis dan penciptaan produk yang akan mempertahankan bisnis harus dimulai dengan apa yang kita ketahui dengan baik.

Pengusaha memiliki gaya bisnis dan pendekatan yang beragam. Masing-masing berdasarkan teknik yang diajarkan oleh lingkungannya yang memungkinkan membuat keputusan dan deviasi. Namun ada metode umum yang telah teruji disemua bisnis dan tanggapannya terhadap penciptaan produk:

1. Setahap demi setahap. 
Seperti halnya  meciptakan pekerjaan yang aktual, dimulai dengan perencanaan yang sangat hati-hati. Mulai dan tuliskan. Buatlah rancangan produk yang ada dipikiran Anda. Dengan
menulisnya Anda akan berhadapan langsung dengan ide. Apa yang sebelumnya abstrak menjadi lebih hidup.
Anda dapat menambahkan, mengurangi, memperkaya, mempelajarinya dari semua sudut yang memungkinkan, membuat revisi dan alternatif atau terkadang menulis ulang hingga apa yang sebelumnya hanya berupa ide menjadi sebuah bentuk.

2. Gunakan waktu Anda dan nikmati rencana Anda.
Terburu-buru hanya akan menciptakan hasil yang tidak diinginkan.

3. Spesifik. 
Buatlah katakunci yang spesifik. Jangan lupa menyertakan daftar pertanyaan berikut. Apakah tujuannya? Rencana apa yang ingin Anda raih?

4. Penciptaan produk ditujukan untuk kebutuhan tertentu yang tidak ada dipasar.
Jika sebuah produk telah memilikinya, versi Anda harus menawarkan sesuatu yang baru, sehingga
menimbulkan ketertarikan dan memberikan alternatif tertentu yang dapat bertahan lama daripada yang sudah ada. Semakin populer ketersediaan produk, akan semakin baik untuk pengenalan produk Anda di pasar dan penerimaannya

5. Penciptaan produk harus membidik segmen pasar tertentu
Yang terbaik adalah mengidentifikasi sebuah produk dengan segmen yang lebih kecil. Misal, kelompok usia
yang ingin Anda dapatkan: pria atau wanita, kelas/status konsumen yang Anda bidik. Ini akan membantu Anda untuk tetap fokus.

6. Jika Anda seorang pembelanja
Anda akan menemukan bahwa produk baru akan dengan mudah tersesat di hutan belantara produk yang telah ada. Jika Anda mengunjungi toko online, Anda akan berpikir bahwa semua produk yang tersedia untuk dikonsumsi telah ada di luar sana. Tapi mimpi masih menghantui Anda. Anda tahu sesuatu masih bisa dilakukan. Jadi, elemen apa saja yang dapat meningkatkan kesempatan produk Anda agar bisa melakukan penentrasi pasar?

7. Mencoba ceruk pemasaran.
Ceruk pemasaran adalah menempatkan produk Anda pada kategori khusus untuk memenuhi keinginan tertentu. Beberapa strategi yang telah diuji menemukan tempat di hati konsumen. Misalnya, produk rendah karbohidrat, rendah kalori, protein tinggi, bebas gula, tanpa lemak, menambah energi, tahan lama, dan sederatan lainnya. Ceruk pemasaran membuat produk Anda lebih spesifik bagi orang dengan kebutuhan spesifik.

8.Memberikan nama.
Bagian yang sulit telah dilewati. Kini saatnya memberi nama  produk. Sebuah poin yang perlu dipertimbangkan adalah katakata yang mendatangkan ide. Misalkan disebutkan: awan gelap datang. Ide yang muncul dalam pikiran adalah angin dingin, hujan, atau bahkan akan datang badai. Seseorang tidak harus beranjak keluar dan melihatnya. Ide sudah ada disana. Sebaliknya, dengan segera mengambil kata, ide akan kehilangan maknanya. Akan kehilangan identitasnya dan tidak menjadi apapun. Inilah mengapa nama menjadi sangat penting. Begitu juga dengan label serta pengemasan. Mudah untuk mengingat nama yang pendek adalah hal yang menakjubkan  terlebih jika kemasan produk sangat menarik. Terkadang, tidak peduli apa yang dibilang orang bagus dan dot.com yang atraktif yang menarik trafik produk Anda sehingga dapat memperkaya nilai yang diterimanya.

9. Ucapkan lagi.
Pengulangan yang konstan. Pengulangan dipikiran. Ini adalah maksud dari pertempuran. Ini sebabnya,
mengapa firma marketing memperpanjang pemasangan iklan. Bagi beberapa produk, newsletter dan brosur dapat

10. Segera Bertindak. 
Anda telah memiliki semuanya untuk diluncurkan. Canel distribusi telah diputuskan, model distribusi juga telah dipilih. Anda membuat produk Anda tersedia, visibel dan kompetitif.

Kemudian Anda menahan nafas. Pada saat produk dikenalkan, pangsa pasar yang luas akan bereaksi. Ketika hal itu terjadi, daya tahan produk akan tergantung pada seberapa bagus produk Anda seperti yang
dijanjikan. Sekarang yang perlu Anda khawatirkan adalah keuntungan kompetitif yang Anda dapatkan.