Kamis, 02 Desember 2021

Pengertian Retur & Jurnal Retur Pembelian dan Retur Penjualan

Di dalam transaksi akuntansi, kita mengenal istilah transaksi RETUR. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, retur artinya adalah kembali. Dalam konteks transaksi dagang dan keuangan, retur dapat diartikan sebagai pengembalian barang oleh pelanggan karena barang diterima tidak sesuai dengan harapan pelanggan. 

 

Retur (pengembalian barang) biasanya terjadi karena beberapa hal: Barang yang dipesan rusak, barang tidak sesuai spesifikasi, atau barang yang dikirim ternyata sudah expired. Beberapa hal inilah yang menjadi penyebab utama retur barang. 

Dalam transaksi dagang, retur dibagi menjadi dua yaitu: RETUR PEMBELIAN DAN RETUR PENJUALAN. 

RETUR PEMBELIAN 

Retur pembelian adalah pengembalian barang dari pembeli kepada penjual, yang disebabkan karena barang yang diterima tidak sesuai ekspektasi (cacat / rusak, kadaluarsa, tidak sesuai spesifikasi dan lain-lain). Retur pembelian dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 

1. Retur pembelian secara tunai, yaitu barang yang dikembalikan pada penjual atas barang yang telah dibeli secara tunai, dengan perjanjian bahwa barang dapat diretur yang diikuti dengan pengembalian pembayaran. 

2. Retur pembelian secara kredit, yaitu barang yang dikembalikan pada penjual atas transaksi yang belum lunas (dibayar kredit). Jika retur pembelian secara kredit terjadi, maka pada pencatatan akuntansi, utang pembelian pada penjual akan berkurang. 

Retur pembelian membuat utang dagang pembeli kepada penjual berkurang, sehingga pada jurnal akuntansi retur pembelian dicatat di sisi kredit (berkurang), dan utang dagang dicatat di sisi debit (berkurang).

RETUR PENJUALAN 

Retur penjualan adalah penerimaan barang oleh penjual yang sudah dikembalikan pihak pembeli. Sama seperti retur pembelian, pengembalian barang dapat dikarenakan barang mengalami kerusakan, tidak sesuai spesifikasi atau kadaluwarsa. Terdapat tiga jenis retur penjualan: 

1. Retur penjualan yang mengembalikan kas pembeli

2. Retur penjualan yang mengurangi piutang pembeli 

3. Retur penjualan untuk mengganti barang yang rusak dengan barang yang baru 

Retur pembelian dan retur penjualan tentu saja dapat diminimalkan penjual. Sebelum mengirimkan barang, penjual harus cek terlebih dahulu kualitas barang, tanggal expired dan harus memenuhi request / kebutuhan pelanggan. 

Hal ini karena retur yang besar akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Apabila retur dapat diminimalkan, maka kerugian perusahaan juga dapat berkurang. 

Pada retur penjualan, piutang penjual terhadap pembeli akan dikurangi, sehingga pada pencatatan jurnal akuntasi, retur penjualan akan bertambah masuk di debet dan piutang dagang akan berkurang masuk di kredit. 

JURNAL RETUR PEMBELIAN 

Jurnal retur pembelian kredit

Jurnal retur pembelian tunai

Berikut contoh soal untuk jurnal retur pembelian: 

1/12 PT Maju membeli barang dagang secara tunai sebesar Rp30.000.000

7/12 PT Maju membeli barang dagang secara kredit sebesar Rp100.000.000 

15/12 Pembeli mengembalikan barang dagang yang dibeli tanggal 1/12 sebesar Rp3.000.000 

21/12 Pengembalian barang dagang yang dibeli tanggal 7/12 sebesar Rp10.000.000

27/12 Melunasi utang pembelian barang dagang tanggal 7/12 

Soal: Buatlah jurnal retur pembelian dan jurnal untuk seluruh transaksi diatas

Jawaban:

Jurnal Retur Pembelian


Pembahasan jurnal retur pembelian

Tanggal 1 Desember membeli barang secara tunai. Berarti pembelian bertambah dan kas berkurang. Lalu tanggal 7 Desember membeli barang secara kredit, berarti pembelian bertambah dan utang dagang juga bertambah. 

Tanggal 15 Desember terjadi retur pembelian dari transaksi tunai tanggal 1 Desember, maka kas akan bertambah karena uang pembeli dikembalikan dan retur pembelian juga bertambah, sehingga masuk di kredit. 

Tanggal 21 Desember terjadi retur atas pembelian kredit yang terjadi tanggal 7 Desember. Maka jurnlanya utang dagang akan berkurang dan retur pembelian bertambah (masuk di kredir). 

Tanggal 27 Desember perusahaan melunasi utang pembelian yang terjadi di tanggal 7 Desember. Maka utang dagang berkurang dan kas juga berkurang. Namun perusahaan hanya melunasi / membayar utangnya sebesar Rp90.000.000 bukan Rp100.000.000. 

Hal ini karena pada tanggal 21 Desember sudah dikurangi dengan retur pembelian kredit sebesar Rp10.0000.000, sehingga utang yang perlu dilunasi sebesar Rp90.000.000. 

JURNAL RETUR PENJUALAN

Retur Penjualan Kredit

Retur Penjualan Tunai

Berikut contoh soal retur penjualan dan jurnalnya: 

PT Makmur Abadi menjual barang dagangan sebesar Rp100.000.000. 70% dijual secara tunai dan 30% sisanya secara kredit. Perusahaan memiliki Harga Pokok Penjualan sebesar Rp50.000.000 dan Persediaan Akhir sebesar Rp30.000.000. 

Penjualan barang sebesar Rp25.000.000 akan dikembalikan karena adanya cacat produk dan tidak sesuai dengan spesifikasi, dengan rincian Rp15.000.000 adalah pengembalian secara tunai dan Rp10.000.000 adalah pengembalian penjualan secara kredit. 

Dari sini, kita dapatkan data bahwa terjadi retur penjualan tunai sebesar Rp15.000.000 dan retur penjualan kredit sebesar Rp10.000.000. Kemudian persediaan akan bertambah sebesar Rp25.000.000 (karena barang dikembalikan sehingga menambah persediaan), dan Harga Pokok Penjualan (biaya barang yang dijual) akan berkurang dengan nilai yang sama. 

Sehingga berikut adalah jurnal retur penjualan-nya: 

Itulah pengertian retur beserta contoh jurnal retur pembelian dan retur penjualan. Semoga bermanfaat dan bisa digunakan di dalam praktik akuntansi dagang. 

Rabu, 01 Desember 2021

Kelebihan dan Risiko Investasi Reksadana

Di pasar modal terdapat beberapa macam instrumen investasi, yaitu saham, obligasi dan reksadana. Investasi reksadana adalah investasi yang sangat populer dan digemari oleh seluruh kalangan mulai dari kalangan muda hingga tua (usia pensiun).  Ya, jadi pada pos ini kita akan membahas tentang investasi reksadana. 


Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayau (27) reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. 

Jadi dengan investasi reksadana, anda hanya perlu menempatkan modal pada instrumen reksadana dana, dan reksadana tersebut dikelola oleh manajer investasi agar bisa menghasilkan return yang maksimal. 

Investasi reksadana berbeda dengan trading saham, di mana trading saham anda perlu aktif untuk memantau pasar. Sedangkan investasi reksadana ibarat seperti deposito, di mana anda tidak perlu melakukan apapun dan hanya menempatkan modal. Namun imbal hasil reksadana diatas return deposito. 

Ada beberapa jenis investasi reksadana yang bisa dibeli oleh investor, yaitu: 

1. Reksadana pasar uang

Merupakan reksadana yang portofolio-nya berisi instrumen pasar dengan jatuh tempo dibawah 1 tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. 

2. Reksadana pendapatan tetap (obligasi)

Merupakan reksadana yang portofolionya berisi 80% instrumen obligasi (surat utang) dan sisanya campuran pasar uang. Return lebih besar daripada pasar uang namun risiko juga lebih tinggi. Tujuan reksadana ini untuk menghasilkan pengembalian lebih stabil. 

3. Reksadana campuran 

Merupakan reksadana yang berisi campuran dari saham, pasar uang, obligasi (efek bersifat utang).

4. Reksadana saham 

Merupakan reksadana yang portofolionya berisi minimal 80% instrumen saham, sisanya adalah instrumen pasar uang, atau surat utang (obligasi). Risiko reksadana ini paling tinggi namun potensi return juga paling besar. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. 

Dalam investasi reksadana, anda harus memahami kelebihan investasi reksadana dan risiko investasi reksadana. Hal ini karena anda harus paham kelebihan dan risiko jika anda ingin melakukan investasi pada instrumen tertentu.  

Sekarang kita akan bahas apa saja keuntungan atau kelebihan berinvestasi pada instrumen reksadana, dan risiko-risiko yang akan anda hadapi dengan investasi reksadana. 

KELEBIHAN INVESTASI REKSADANA

1. Dikelola oleh Manajer Investasi yang profesional 

Portofolio reksa dana dikelola oleh manajer investasi, di mana manajer investasi harus memiliki izin OJK dan memenuhi persyaratan integritas untuk bisa mengelola reksadana. Manajer investasi juga diawasi oleh OJK secara berkelanjutan. 

2. Harga terjangkau 

Nilai / harga pembelian reksadana relatif terjangkau, dan nilai minimal investasi di reksadana juga relatif kecil, sehingga instrumen investasi reksadana sangat bersahabat untuk pemula. 

3. Diversifikasi portofolio 

Dalam reksadana, manajer investasi selalu mendiversifikasikan portofolio secara menyebar, sehingga bisa meminimalkan risiko berinvestasi. Misalnya, reksadana pendapatan tetap tidak hanya berisi satu obligasi tetapi terdiri dari beberapa obligasi dan campuran dengan instrumen pasar uang. 

Reksadana juga memungkinkan investor untuk melakukan diversifikasi investasi. Misalnya, reksadana campuran terdiri dari instrumen saham, obligasi dan pasar uang, sehingga investor bisa memiliki tiga instrumen sekaligus. Investor juga memiliki banyak pilihan reksadana yang bisa dimanfaatkan untuk investasi. 

4. Likuid

Dana yang diinvestasikan bisa dijual kembali (redeem) sewaktu-waktu berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang dihitung setiap hari bursa.  

5. Transparan 

Anda bisa mendapatkan seluruh informasi tentang reksadana yang anda investasikan, termasuk informasi pengelola dan risiko yang diuangkapkan dalam prospektus. Selain itu, perkembangan nilai NAB reksadana juga bisa anda lihat pada aplikasi.

6. Aset nasabah reksadana disimpan dalam penitipan kolektif di Bank Kustodian (bankcruptcy remoteness)

7. Efisiensi waktu 

Portofolio investasi reksadana dikelola langsung oleh manajer investasi profesional, sehingga investor tidak perlu memantau portofolionya karena sudah diserahkan dan dikelola oleh manajer investasi. 

8. Mempermudah investor dalam melakukan investasi 

Reksadana memudahkan investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya bagi investor yang ingin investasi pada instrumen saham (investor bisa memilih reksadana saham).

Karena pada kenyataannya, tidak semua orang memiliki waktu untuk memilih saham-saham yang bagus untuk diinvestasikan. Dengan adanya reksadana, maka investor tinggal memilih instrumen reksadana yang berisi portofolio yang bagus. 

RISIKO INVESTASI REKSADANA 

1. Risiko nilai Unit Penyertaan 

Unit Penyertaan reksadana juga bisa berkurang, karena dipengaruhi oleh turunnya harga saham, obligasi atau surat berharga lainnya yang termasuk di dalam portofolio reksadana tersebut.  

2. Risiko likuiditas 

Risiko likuiditas merupakan risiko tidak dapat dilakukan penjualan kembali (redemption) unit penyertaan reksadana karena kondisi-kondisi berikut: 

  • Kondisi di Bursa Efek, di mana sebagian besar portofolio efek reksadana yang diperdagangkan dihentikan sementara 
  • Adanya keadaan darurat
  • Pembatasan redemption sesuai kontrak 

3. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik yang dapat memberikan pengaruh terhadap harga efek di pasar modal. 

4. Risiko wanprestasi 

Merupakan risiko terburuk yaitu risiko terjadinya gagal bayar, baik bunga maupun pokok dari surat utang yang dimiliki oleh reksadana. 

Itulah kelebihan dan risiko investasi reksadana. Supaya dapat meminimalkan risiko dalam investasi reksadana, maka sebelum memilih reksadana, disarankan untuk melakukan cross cek kinerja reksadana tersebut. 

Pilihlah reksadana yang memiliki track record bagus dan manajer investasi yang terpercaya (bisa lihat melalui prospektus reksadana), agar risiko-risiko tersebut dapat ditekan. 

Cara investasi reksadana cukup mudah. Anda bisa menggunakan aplikasi-aplikasi yang sudah terdaftar dan diawasi OJK, beberapa diantara adalah aplikasi Bibit atau Bareksa. Anda bisa top up modal dan memilih reksadana sesuai dengan profil masing-masing.